62. Qeenan Suka Kania

27 4 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Lo suka sama Kania?"

Tanya itu kembali terngiang-ngiang dalam kepala Qeenan.

Ia merebahkan kepalanya dengan nyaman di atas bantal dan merasa sangat lega bisa merebahkan badan. Setelah seharian ini bekerja dari pagi hingga malam.

Malam tadi, saat semua pengunjung kafe sudah mendapat pesanannya. Wastafel juga bersih dari gelas kotor dan tak ada lagi pekerjaan, Rojer tiba-tiba mengajukan tanya.

"Lo suka sama Kania?"

Qeenan perlu beberapa detik mencerna pertanyaan Rojer sebelum ia balik bertanya memastikan telinganya tak salah dengar. "Lo nanya apa tadi Bang?"

Rojer berdecak kesal. "Lo suka sama Adek gue? Lo punya perasaan spesial sama Kania?"

"Gue?"

Qeenan mengerjap bingung. Ternyata ia tak salah dengar. Tapi, kenapa tiba-tiba saja Rojer bertanya hal seperti itu?

"Bukan lo. Tapi, monyet!" Rojer sudah kesal betulan. Cowok itu lalu beranjak ke balik meja kasir, ada pengunjung baru datang.

"Kalau lo suka sama Adek gue, gue minta lo serius sayang sama dia gak main-main. Tapi, kalau lo gak punya perasaan apa-apa sama Adek gue, gue mohon lo gak usah terlalu dekat sama dia lagi. Jadi teman yang wajar dan tau batasannya."

Setelah berkata seperti itu, Rojer memasang ekspresi serius yang membuat Qeenan tak bisa membantah kata-katanya.

Qeenan mendesah pelan. Menatap langit-langit kamarnya. Ia sadar perlakuannya pada Kania memang kelewat batas wajar sebagai teman.

Tapi, Qeenan tak bisa menahannya apalagi jika Kania sudah menatap matanya. Qeenan merasa luluh. Qeenan merasa ia ingin melakukan apa saja untuk Kania.

Apa hal ini yang disebut rasa suka? Perasaan spesial seperti yang Rojer bilang. Apa iya? Qeenan menyukai Kania.

Agaknya iya. Tapi, Qeenan ragu. Karna di satu sisi hatinya masih merasa bersalah pada Rara.

Apa Qeenan coba saja ya mengulang kembali masa-masa itu dengan pacaran bersama Rara lagi?

**

"Kak lagi sibuk gak?" tanya Kania selepas pintu kamar Fiska terbuka.

Fiska menggeleng tanda gadis itu tidak sibuk. Dia sedang memakai masker wajah yang terlihat hampir mengering. Fiska melambaikan tangannya menyuruh Kania masuk.

"Bantuin gue dong. Liatin ini kalau ada yang salah tolong kasih tau."

Kania memberikan buku catatannya pada Fiska. Ia sudah menghapal beberapa materi dan ia perlu mengulangnya lagi agar lebih melekat diingatan.

Fiska mengangguk. Gadis itu akan memberi isyarat tanda silang dengan jarinya jika ada kalimat yang salah karena ia belum bisa bicara sebab masker di wajahnya nanti akan pecah-pecah.

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang