21. Harapan Menikung Dari Edo

51 14 41
                                    

"Jadi cewek tadi ya yang namanya Kania?" tanya Edo sesudah Qeenan duduk di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi cewek tadi ya yang namanya Kania?" tanya Edo sesudah Qeenan duduk di sebelahnya.

"Loh kok lo tau?"

"Soalnya lo pernah bilang ada temen lo yang namanya Kania yang sering minjemin lo buku catatan."

"Oh... iya ya..."

"Jangan bilang dia juga yang nanyain soal warna lipstik ke lo?"

"Boleh tu lo pacarin."

"Dia udah punya pacar. Kan udah gue bilang."

Edo berdecak pelan. "Semangat dong, katanya sebelum janur kuning melengkung harapan untuk menikung selalu ada."

"Pala lo menikung!"

Edo kontan tergelak. Cukup lama dan hal itu menarik perhatian beberapa orang untuk melihatnya dengan tatapan heran. Barulah sesudah dipukul oleh Qeenan, Edo berhenti tertawa.

"Kayaknya abis putus, urat malu lo juga putus."

"Ck. Gue udah coba buat lupain itu lo malah ngingetin."

Qeenan nyengir. "Sorry bro... tapi hal kayak itu gak bisa lo lupain gitu aja kan."

Edo menghela napas dan ekspresinya dirundung mendung. "Iya juga sih..."

"So sad."

"Jujur nih ya, sebelum gue kenal sama Lara dan gue udah tau duluan soal Kania, gue bakal lebih dulu dukung lo sama Kania deh Nan," celetuk Edo tiba-tiba.

"Kenapa lo ngomong gitu?"

"Soalnya, setelah gue liat secara langsung lo lebih cocok sama Kania. Kayak vibes kalian tuh clop banget. Dan gue rasa kalian pasti saling ngerasa nyaman deket satu sama lain."

Qeenan dibuat berhenti mengunyah dengan ucapan Edo barusan yang tepat sasaran. Jujur saja, Qeenan memang merasa nyaman saat didekat Kania. Padahal Qeenan baru mengenal Kania beberapa bulan ini.

Bukannya Qeenan merasa kalau menghabiskan waktu bersama Lara membosankan. Hanya saja dalam beberapa hal Qeenan perlu menahan ucapannya tiap kali di dekat Lara. Tidak saat bersama Kania, ia bisa saja asal berujar yang kadang sering membuat Kania kesal.

**

Agaknya efek kekesalan Kania dan rasa bersalahnya sudah jutek pada Qeenan kemarin berujung hingga hari ini. Pagi ini gak ada jadwal ujian. Ujian terakhir akan dimulai lusa, yaitu hari sabtu.

Nah, karena punya banyak waktu. Kania memutuskan untuk beli nasi uduk Buk Joni. Sekarang baru jam tujuh pagi, warung nasi uduk Buk Joni lumayan sepi. Ada sepasang mahasiswa yang makan di sana.

Pas Kania sampai dan memesan nasi uduk, pasangan itu terlibat obrolan biasa. Namun, obrolan mereka lama kelamaan di dominasi kejutekan yang perempuan. Jawabannya singkat-singkat. Nah, karenanya Kania jadi teringat ketika kemarin ia juga memperlakukan Qeenan seperti yang perempuan itu lakukan.

Hujan di Sore Hari (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang