**
Esoknya, Qeenan pagi-pagi sekali sudah berpakaian rapi siap untuk ikut pemotretan sebagai model gel rambut Tante Naya. Lokasi pemotretannya tentu saja di studio foto Tante Naya. Naya's Studio.
Kori juga sudah berpakai rapi, ia menyandang tas kamera di bahu kanannya. Sembari menuruni anak tangga dengan Qeenan. "Lo udah siap kan?"
Qeenan nyengir, "gak tau Bang. Gue gugup banget."
"Waduh pagi-pagi udah rapi aja," sahut Edo yang sedang makan nasi uduk di meja makan. Pagi ini Edo yang menawari diri membeli nasi uduk Buk Joni.
"Iya hehe, gimana penampilan gue? Udah cocok jadi kang model gak?" Qeenan pun bergaya dengan satu tangan di pintu kulkas yang terbuka.
Edo tergelak. "Kalo gaya lo kayak gitu, gak ada yang bakal mau beli!" Edo mencibir. Kori pun tergelak dan mengangguk-angguk setuju.
"Yee itu kan contoh doang bro. Nanti gue bakal diarahin harus ngapain kan Bang?"
"Iya, tenang aja. Yang penting lo rileks dan gak kaku. Itu poin pentingnya."
Naya's Studio tampak ramai pagi ini. Ada tiga mobil van yang terparkir di depan studio, salah satunya ada mobil temannya Tante Naya. Begitu melihat Qeenan teman Tante Naya langsung heboh sembari membawa Qeenan masuk ke dalam studio.
"Sudah sarapan Qeenan?" tanya Tante Naya begitu Qeenan masuk.
"Udah Tante."
"Bagus, kamu duduk dulu di sini ya. Studio lagi di pake soalnya." Setelah bicara begitu, Qeenan ditinggal sendiri di sudut studio.
Ia pun duduk di sofa yang ada. Qeenan lalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, melihat kesibukan orang-orang di studio. Hingga pandangannya tertuju pada seorang model yang bergaya di depan kamera.
Qeenan lalu berdiri untuk melihat lebih jelas model itu. Model itu adalah Fero, pacar Kania. Dia tidak sendiri, ada seorang model perempuan yang cantik di sisinya. Mereka kompak menatap kamera dan masing-masing memegang produk make up di tangan mereka.
Kori mengambil alih fotografer. Ia dengan lihai memotret dua model itu. Melihat Kori bekerja secara langsung membuat Qeenan kagum.
Seorang pria dengan rambut biru langit tampak bicara bersama Tante Naya. Pria itu lalu mengumumkan istirahat sepuluh menit. Para staff yang bekerja kemudian berhenti termasuk Kori.
"Dia model papan atas yang sekarang lagi naik daun Nan,"ujar Kori memberitahu. Qeenan mangut-mangut saja. Tak memberi tanggapan.
"Nanti yang moto lo kalau gak gue, Bang Dito tuh. Yang pake singlet item." Kori menunjuk seorang fotografer yang tadi memotret Fero sebelum Kori menggantikannya.
Qeenan mangut-mangut lagi.
"Lo gugup ya?"
"Enggak kok Bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...