**
Qeenan menawarkan sesi keliling kampus sebentar pada Rara sampai ke tempat parkir gedung H dimana motor Qeenan berada.
"Gue gak bawa helm lebih, kita ke kontrakan gue dulu ya."
Rara mengangguk.
"Em Qeenan gue mau nanya, yang tadi temen deket lo ya?" Tiba-tiba Rara mengajukan pertanyaan.
Mereka sudah di atas motor sekarang. Qeenan mengendarai motornya pelan dan hati-hati saat keluar dari parkiran sebab banyaknya antrian kendaraan roda dua yang juga hendak keluar dari kampus.
"Sebenernya gue gak sedekat itu sama dua dari mereka. Yang paling deket sama gue yang namanya Kania."
Rara pun mangut-mangut. Lalu ia terlihat hendak mengatakan sesuatu lagi tapi urung dan lebih memilih melihat-lihat kampus Qeenan yang pertama kali ia datangi. Karena laju motor Qeenan yang pelan, ia jadi lebih leluasa melihat-lihat sekitarnya.
Kontrakan Qeenan terlihat lengang dari luar. Rara diminta untuk menunggu di teras depan selagi Qeenan mengambil helm ke dalam.
Tiba-tiba satu sepeda motor masuk melewati pagar dan parkir di sebelah motor Qeenan.
Itu Edo. Ia belum sadar adanya Rara di teras depan. Barulah saat ia melepas helm dan turun dari motornya ia berseru kaget yang agak dilebih-lebihkan.
"Ya ampun! Ada bidadari dari mana nih nyasar ke kontrakan!"
"Apaan bidadari bidadari!" Sewot Qeenan yang muncul dengan helm di genggamannya.
"Bidadari siapa nih namanya?"
Rara kontan tertawa geli. "Nama gue Rara."
"Oh Rara," Edo mangut-mangut namun sedetik kemudian ia membulatkan mata terkejut dan melirik ke arah Qeenan yang dibalas delikan. Delikan yang punya arti tersirat menyuruh Edo untuk diam.
"Yuk Ra gue anter lo pulang," ujar Qeenan sembari melangkah menuju motornya.
**
Langit biru masih setia menemani dengan angin sepoi-sepoi yang menggoyakan dedaunan. Kania mendongak dan merasakan suasana hati perlahan membaik karna cuaca yang bagus hari ini.
"Btw, mantannya Qeenan cakep ya." Jeje memulai topik obrolan baru.
"Iya. Gue rasa mereka couple goals deh dulu." Fiska pun setuju.
Kania diam saja tak menanggapi. Hal itu membuat Jeje gatal untuk tak mengganggu Kania.
"Lo gak cemburu kan Kania?"
"Apaan?"
"Itu si Qeenan sama mantannya. Lo gak cemburu kan liat mereka?"
Kania menggeleng. "Enggak. Ngapain juga gue cemburu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...