**
"Itu Rara?" tanya Jeje kepo.
Menunjuk ke arah lapangan basket tempat anggota BEM berkumpul. Kata Kak Fiska hari ini ada acara kumpul bersama dengan anggota BEM kampus lamanya Qeenan. Katanya sih, mereka hendak mengadakan acara.
Kania mengikuti arah tunjuk Jeje. Lantas menemukan sosok Rara di antara orang-orang dengan rambut pendek sebahu.
"Eh iya. Dia jadi anak BEM ya sekarang." Kania berkomentar.
"Siapa yang jadi anak BEM?" serobot Qeenan yang muncul tiba-tiba. Cowok itu langsung merangkul Kania.
"Mantan lo."
"Mana?"
Kania lantas menunjuk ke lokasi kumpul anggota BEM.
"Ohh."
"Oh doang?"
"Lah terus gue harus apa?"
Kania berdecak pelan. Lalu menyilangkan tangan di depan dada. Ia mengubah posisi berdirinya menjauh dari Qeenan, seketika rangkulan Qeenan terlepas.
Qeenan menaikkan alisnya heran.
"Samperin gih, katanya kemaren khawatir."
"Hah? Astaga lo bilang gak cemburu."
"Emang gak cemburu."
"Terus, sekarang apa coba?"
Kania berdecak, memalingkan wajah. Sontak Qeenan jadi tergelak.
"Kenapa sih sama temen lo?" tanya Qeenan pada Jeje.
"Kania itu cemburuan Qeenan, asal lo tau aja mulutnya emang bilang gak cemburu padahal hatinya udah kebakar."
Qeenan tergelak lagi.
Sejak mereka resmi pacaran, Kania dan Qeenan sepakat untuk tidak memakai panggilan khusus jika sedang di kampus.
Alasannya sih sederhana, tidak ingin dikira lebay.
Lalu, perkara cemburu dengan Rara dimulai saat mereka masih di London.
Setelah Qeenan mengajak Kania pacaran, tiba-tiba ada telpon masuk yang mengabari kalau salah satu staff pemotretan Qeenan pulang duluan.
Mau tak mau, Qeenan harus meninggalkan Kania saat itu juga.
Lantas, saat di Indonesia Kania baru tau kalau staff pemotretan Qeenan yang sakit itu adalah Rara. Qeenan juga cerita kalau ia hanya merasa khawatir sebatas rekan kerja saja.
Namun, Kania jadi merasa kisah cintanya yang baru ini mirip dengan yang dulu.
Apa Qeenan akan meninggalkannya juga sama seperti Fero?
Langkah kaki Kania semakin cepat melewati beberapa mahasiswa di koridor kelas. Apalagi saat Kania menyadari kalau Qeenan mengikutinya.
Kania langsung berbelok ke arah jembatan penyebrang menuju gedung E dan berlari mencari celah kosong antar dinding dan bersembunyi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Sore Hari (✔)
Romance(Completed/Tamat) Hujan deras sore ini seakan mengerti bagaimana perasaan Kania. Gadis itu terduduk di sudut tangga sembari melihat tetesan air hujan yang berkejaran di luar melalui jendela. Ia terdiam seraya berpikir betapa bodohnya ia selama...