Sebuah taksi berhenti tepat di depan gerbang berwarna hitam dimana itu adalah rumah kediaman Tamara, rumah yang di berikan mendiang kedua orangtuanya untuk dirinya.
*Rumah Tamara*
Kelihatannya mungkin tak begitu mewah tapi bagi Tamara rumah itu sangat lah berharga untuknya atau lebih tepatnya rumah itu adalah harta satu-satunya yang Tamara miliki sebagai sesuatu yang harus ia jaga.
"Makasih ya pak." Ucap Tamara memberikan uang lalu keluar dari taksi.
Saat Tamara keluar dari taksi ia menyunggingkan senyuman manisnya menatap rumah di depannya itu.
"Mama! Papa! Aku pulang." Kesekian kalinya untuk Tamara mengucapkan kata itu seakan-akan mama dan papanya memang berada di dalam.
Tak butuh lama Tamara pun berjalan membuka pintu pagar pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang membuat bibi Han curiga, selangkah ia berhasil masuk ke dalam Tamara pun berjalan ke pintu masuk dan sesekali ia memakai jurus maling untuk mengendap-endap tanpa ketahuan.
Dengan pelan-pelan ia masuk ke dalam tanpa menimbulkan suara, bisa ia lihat bibi Han yang sedang membersihan ruang tamu dengan tubuh membelakangi Tamara.
"Semoga kalo aku kagetin bibi Han tidak langsung game over." Batin nya.
Selangkah demi selangkah Tamara berjalan mendekati bibi Han dengan niat membuat bibi Han kaget nanti nya, saat dirinya sudah siap untuk membuat bibi Han kaget Tamara pun mulai hitung mundur dalam hati.
"Satu! Dua! Tig-."
"DUARR!!."
"Aargh!!."
"Pfthh hahaha kok non kaget si."
"Ih bibi mah, aku kan mau kagetin bibi tapi kenapa malahan bibi yang kagetin aku."
Senjata makan tuan bagi Tamara, niat nya buat bibi Han kaget malahan sebaliknya dia lah yang dibuat kaget oleh bibi Han.
"Non si jahil jadi kena imbasnya kan haha."
"Malahan ketawa lagi, bibi kok bisa tau aku mau kagetin bibi? Ah apa jangan-jangan bibi punya Indra keenam ya?."
"Sembarangan aja kalo ngomong, bibi bisa tahu karena sebelumnya bibi lagi ada di ruangan cctv terus tidak sengaja lihat gadis mirip non turun dari taksi, pas bibi pastikan itu Non atau bukan, eh ternyata benar itu non."
"Ah benar juga, aku lupa kalo rumah ini di pasang cctv dari dulu."
"Non kayaknya terlalu kelamaan di negeri orang makanya jadi lupa sama negara sendiri eh rumah sendiri deh, kalo negara sendiri tuh beban nya terlalu berat non, bibi yakin non tidak akan kuat."
"Haha apaan si bi aneh aja deh, oh ya bibi apa kabar?."
"Bibi baik kok non, non sendiri bagaimana di wiss?."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...