26.

846 81 0
                                    

Siang harinya di perusahaan hanbin company group, hanbin sedang sibuk dengan berkas dan laptop miliknya, ia bahkan tidak punya waktu untuk mengisi kekosongan perutnya karena kesibukannya pada hari ini.

Drttt....Drttt......Drtttt.....

Suara telepon kantor berbunyi lantas hanbin langsung mengangkat telepon itu.

"Ya, ada apa?."

"Maaf bos, apa anda memesan paket?."

"Paket? Paket apa Yuna?."

"Saya juga kurang tau bos, tadi satpam kantor memberikan ini kepada saya, dia bilang ada seorang kurir bertopi yang memberikan ini untuk Mr. Hanbin katanya."

"Ya sudah, tolong bawakan paket itu ke ruangan saya segera, dan lain kali jika tidak jelas jangan asal menerima barang itu tanpa sepengetahuan saya."

"Baik bos."

Telepon pun di tutup oleh hanbin, di benaknya bertanya-tanya paket apa yang datang, bahkan ia sama sekali tidak memesan apapun hari ini, kalo pun itu barang milik Lisa, pasti istrinya itu akan meminta izin lebih dahulu untuk memesan sesuatu.

Saat pikiran nya bergelut dengan paket yang di maksud, suara ketukan pintu terdengar yang membuat hanbin menoleh kearah pintu masuk ruang kerjanya.

"Masuk." Ucap hanbin, seorang staf kantor bernama Park yuna masuk ke dalam dengan membawa sebuah paket di tangannya.

"Permisi bos, ini paketnya."

Hanbin mengambil paket itu dan mencoba untuk mencari asal usul dari paket ini beserta pengirimnya, namun, nihil ia tidak bisa menemukan apapun di sana.

"Yuna, apa saat menerima paket ini tidak ada sesuatu yang tertera di sini? Seperti nama pengirimnya?."

"Tidak ada bos, bahkan satpam yang menerimanya juga bertanya nama kurir itu, tapi si kurir malahan langsung pergi gitu saja."

"Baiklah, kamu boleh pergi sekarang."

"Baik bos, saya permisi dulu."

Saat Yuna keluar dari ruangan kerjanya, hanbin mengambil sebuah gunting kecil di balik laci kerjanya, ia langsung membuka paket itu dengan rasa penasaran, saat paket itu terbuka dan hanya tersisa kardus di sana, hanbin pun langsung membukanya sedetik kemudian matanya membulat sempurna dengan rahang mengeras, sorot mata menajam serta tangan mengepal.

"Siapa yang mengirimkan paket ini! Benar-benar mencari mati denganku!!." Sarkas Hanbin.

Sebuah foto keluarganya yang di coret bahkan terdapat bau amis darah hewan menandakan sebuah ancaman untuk hanbin, serta ada nya tulisan di belakang foto itu.

"Bersiap-siaplah, Kim hanbin!"

"Argh!! Sial!." Sarkas hanbin berteriak keras dengan wajah memerah nya, untunglah ruangannya kedap suara.

"Apa ini ulah Mr. Gilbert? Pria tua Bangka itu sepertinya mulai berani menunjukkan dirinya perlahan." Ujar hanbin menyeringai.

____________________________

Tamara sedang memeriksa kondisi kesehatan Liz siang ini, gadis cantik itu terus menerus meminta Tamara agar mengizinkannya pulang ke rumah agar dia bisa kembali bersekolah, Lisa sebagai sang mama tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan semuanya ke Tamara yang sekaligus menjadi dokter pribadi Liz.

"Bagaimana? Aku baik-baik saja kan kak? Aku sudah sehat, jadi boleh ya aku pulang, please." Ucap Liz dengan wajah imutnya.

"Liz." Tegur Lisa pada anaknya itu.

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang