31.

801 92 4
                                    

Tamara berjalan ke arah dapur ketika sampai di dapur ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang bisa di tebak itu pasti asisten di rumah ini.

"Halo bibi." Sapa tamara dengan ramah.

"Halo nona, perkenalkan saya bibi ahn, asisten terlama di rumah tuan hanbin dan nyonya Lisa."

"Hai bibi ahn, aku Tamara bibi bisa panggil aku dengan sebutan Tamara."

"Baiklah non Tamara."

"Oh ya bi, aku mau buat sesuatu untuk nona Liz, apa bibi bisa bantu aku untuk menyiapkan bahan-bahannya."

"Tentu saja, bahan apa saja yang non butuhkan?."

"Aku butuh bahan-bahan yang lumayan banyak."

Tamara pun menyebutkan satu persatu bahan itu kepada bibi ahn, walaupun sedikit tidak mengerti dengan apa yang ingin dibuat oleh Tamara tapi untunglah bahan-bahan itu ada sebuah di sini, saat sudah menyiapkan semua bahan-bahannya Tamara memakai celemek nya untuk mulai masak.

"Biar bibi bantu non."

"Tidak perlu bi tidak apa-apa, aku bisa melakukannya sendiri."

"Benarkah? Bibi bisa kok bantu."

"Tidak perlu bibi, aku tau kok bibi masih banyak kerjaan pasti kan? Aku tidak ingin membuat bibi kelelahan, jadi tidak apa-apa biar soal masak aku sendiri saja."

"Baiklah kalo gitu, bibi mau ke taman belakang dulu ya non, kalo perlu apa-apa panggil saja bibi."

"Oke bibi."

Setelah bibi ahn pergi, Tamara mulai membuat satu menu yang lebih mudah untuk di buat, dengan lincah memotong bahkan mengolah adonan Tamara seperti seorang chef andalan yang sangat jago memasak.

Di kamar haruto, pria itu terus mengelus perutnya yang sedari tadi berbunyi, ia ingat bahwa seharian ini dia bekerja di depan laptop karena berkas-berkas yang begitu banyak.

"Aish, aku lapar." Ujarnya lalu beranjak berdiri dari duduknya.

"Delivery aja deh, lagi pula mama tidak masak."

Saat baru saja menekan aplikasi delivery, hidung mancungnya itu mencium aroma wangi yang membuat perut nya terus berbunyi, pintu kamar haruto memang sedikit terbuka dan itu membuat aroma masakan itu masuk ke dalam kamar nya.

"Siapa yang masak? Aroma nya enak sekali." Ujarnya, dengan rasa penasaran ia pun berjalan keluar kamar.

Tamara yang setelah selesai dengan masakan pertama kini beralih masak ke dua, dengan menggoreng lebih dahulu ayam nya sedangkan di kompor sebelahnya ia gunakan untuk membuat semur.

"Ah aku perlu pasta untuk menu ketiga, tapi di letakkan dimana pastanya?."

Saat sibuk mencari dan tidak dapat menemukannya, Tamara pun mengecilkan sedikit api di kompor dan berjalan ke pintu taman belakang untuk menemui bibi ahn.

"Bibi ahn." Panggil Tamara yang melihat bibi ahn sedang memotong rumput.

"Iyah non, ada apa?."

"Maaf aku mengganggu bibi, tapi aku mau nanya, apa di sini ada pasta bi?."

"Oh pasta ada non, kalo tidak salah di lemari paling atas."

"Baiklah, terimakasih ya bi."

"Sama-sama non."

Tamara kembali masuk ke dalam dan membuka lemari gantung di dinding, ia mendongakkan kepalanya ke atas dan benar saja pasta itu ada di bagian paling atas.

"Aish, aku tidak akan sampai mengambilnya, aku perlu sesuatu untuk menjangkaunya."

Mata nya melirik untuk mencari sesuatu dan dia melihat bangku di meja makan, dengan cepat ia mengambil itu untuk di injak.

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang