Malam hari nya Liz yang baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur, tiba-tiba meremas dadanya kala jantung nya kembali kambuh.
"Aargh... Sa-sakit."
Liz bergerak membuka laci kamarnya dengan sesekali menahan sesak nafas, ia mengambil satu botol obat membukanya dan meminum sekaligus dua obat dengan meneguk segelas air putih, saat merasa jauh lebih baik ia menghela nafas leganya.
"Lagi-lagi aku bergantung pada obat."
Liz meremas botol obat yang ada di tangan nya itu, capek, Satu kata yang selalu ada di benak nya itu.
"Liz sayang, kamu sudah tidur?."
Liz buru-buru menyimpan botol obat itu di bawah bantal tidurnya, ia menghapus sisa air mata nya agar sang mama tidak curiga.
"Mama, sedang apa ke kamar ku?."
"Hanya memastikan apa kamu sudah tidur atau belum, oh ya, bagaimana? Sepertinya kondisi kamu sudah jauh lebih baik sekarang." Ucap Lisa mengelus rambut putri nya itu.
"Iyah, aku sudah jarang merasakan jantung ku sakit." Ucap Liz.
"Syukurlah, sepertinya tanpa operasi pun kamu akan sehat, mama senang mendengarnya." Ucap Lisa tersenyum manis.
"Iyah, bahkan tanpa operasi pun aku pasti akan tetap mati." Batin Liz.
"Ya sudah, sekarang kamu tidur ya, besok kamu harus sekolah." Ucap Lisa membantu Liz tidur dengan menyelimuti tubuhnya.
"Mama, bolehkah besok aku berangkat sendiri ke sekolah?."
"Tapi sayang, mama tidak ingin terjadi sesuatu sama kamu."
"Ma, Liz mohon Sama mama, izinin Liz untuk mandiri ya, liz bisa jaga diri kok, boleh ya ma."
Menatap mata anak perempuan nya itu membuat hati Lisa sedikit terenyuh, bagaimana tidak, melihat Liz yang dari kecil sudah memiliki penyakit lemah jantung saja mampu membuat Lisa yang notabenenya adalah ibu kandung nya itu khawatir sekali, tapi melarang Liz jauh lebih menyakitkan untuknya.
"Baiklah, mama izinkan tapi dengan syarat, kamu tidak boleh sampai kelelahan, kalo ada apa-apa hubungi mama ataupun papa ya."
Liz mengangguk sambil tersenyum manis,"Baiklah, terimakasih mama, liz sayang banget sama mama."
"Mama lebih menyayangi kamu sayang, ya sudah tidur ya, good night."
"Night to mama."
Tak lupa Lisa mencium kening Liz penuh kehangatan yang membuat Liz memejamkan matanya, Lisa pun beranjak mematikan lampu kamar Liz lalu meninggalkan kamar putrinya itu.
"Maafkan aku yang harus berbohong, aku lelah karena harus bolak balik ke rumah sakit dan diberi obat yang sama, maafkan Liz, yang terlahir memiliki jantung yang lemah." Batin Liz menatap pintu kamarnya yang tertutup rapat.
°°°°
•Markas•
Haruto, juyeon, jisung, Lee know dan junghwan masuk ke dalam markas, sebuah markas besar yang tersembunyi karena dari depan markas itu terlihat seperti sebuah villa milik orang kaya tapi berbeda saat berada di dalam nya.
Mereka berjalan ke sebuah ruangan dengan tombol pembuka kunci yang berada di samping pintu tersebut.
Haruto menekan delapan angka yang membuat sebuah suara seperti pintu terbuka, lantas ia pun membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam ruangan pelatihan.
Ruangan yang luas dan besar itu dijadikan tempat nge gym, bertarung dan pelatihan tembak-menembak, bahkan ada satu rak buku yang dimana itu bukan sembarangan rak buku biasa, jika mereka menarik dua buku yang tertata rapih di rak itu maka rak itu akan berputar sekaligus membuka jalan masuk ke dalam ruangan rahasia berisikan senjata-senjata api yang keren di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...