16:45 PM.
"Suster, tolong nanti cek kamar 23 ya, saya mau pulang soalnya."
"Oh baik dok."
"Terimakasih."
"Dokter tunggu sebentar."
Tamara yang baru selangkah berjalan itu mendadak berhenti saat suster memanggilnya, ia membalikkan tubuhnya menghadap suster yang membawa paper bag mini di tangan nya.
"Ada apa sus?." Tanya Tamara.
"Hem ini dok, tadi siang ada pria tinggi yang datang ke sini, awalnya dia ingin menunggu dokter cuman sepertinya tidak jadi, lalu dia nitip ini untuk di berikan ke dokter."
Paper bag itu milik haruto yang memang ia siapkan untuk Tamara, haruto datang saat siang hari dengan mata terus melirik ke sana kemari mencari keberadaan Tamara, namun, lagi-lagi ia sadar, Tamara mungkin tidak ingin bertemu dengannya, sampai akhirnya ia menitipkan paper bag itu pada resepsionis untuk di berikan ke Tamara.
Setelah memberikan itu, haruto pergi untuk merapihkan semua barang-barangnya karena hanya dalam hitungan jam mereka harus segera berangkat.
Tamara memerhatikan paper bag mini itu lalu mengambilnya dengan raut wajah bingung.
"Dari siapa sus?."
"Pria itu bilang, dari seseorang yang menunggu dokter di bandara, begitu dok."
"Oh, yasudah terimakasih sus."
"Sama-sama dok."
Saat suster itu kembali ke ruang resepsionis, Tamara berjalan agak menjauh lalu membuka paper bag berisikan kotak hitam yang memiliki gembok dengan secarik kertas surat.
"Apa ini dari Haruto? Tapi kenapa pria itu mengirimkan ku surat? Kenapa tidak datang menemui ku langsung." Batin Tamara.
Dengan rasa penasarannya, Tamara membuka surat itu dan membacanya.
"Aku tidak pandai merangkai kata di dalam surat ini, tapi aku harap kamu bisa membacanya sampai habis, pertama aku ingin mengucapkan kata maaf untuk kesekian kalinya, maaf untuk kedua kalinya dan aku tau akan ada kata maaf lainnya untuk selanjutnya, dan aku berharap selalu ada kata memaafkan dari balik kata maafku untukmu Tamara"
(Bayangin Tamara lagi lari sambil terus mengingat surat yang di tulis oleh haruto)
"Pak ke bandara sekarang, cepat ya pak!."
"Baik mbak."
"Maaf, maaf, maaf dan maafkan aku, aku tau menungguku pasti membuatmu berpikir aku adalah pria pertama yang sudah membuat kamu kecewa untuk ke dua kalinya, tapi jujur, aku tidak pernah sekalipun memiliki niat seperti itu, aku tidak ingin beralasan lain karena aku sadar ini adalah kesalahan ku membuat mu menunggu di restoran itu, tolong maafkan aku."
Tamara menatap keluar jendela dengan mata yang terus berkaca-kaca, ia menahan air matanya dengan perasaan campur aduk saat ini.
"Pak, tolong lebih cepat lagi."
"Baik."
"Tamara, aku akan pergi ke Amerika sore ini, kalo kamu berkenan, datanglah ke bandara, aku ingin melihat wajah mu sebelum aku berangkat ke Amerika karena sebuah tugas mafia ku, aku ingin mengatakan sesuatu hal padamu dan aku harap apa yang aku ungkapkan itu memiliki rasa yang sama denganmu."
Tamara sampai di depan bandara Incheon airport, ia langsung berlari masuk ke dalam bandara dengan terburu-buru ia terus mengedarkan pandangannya mencari sosok laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...