(Diharapkan untuk kalian mendengarkan lagu It's Okay - Treasure sambil baca)
Suara sirine ambulance mengisi sunyinya malam, dua brankar itu di dorong masuk ke dalam koridor rumah sakit dan di masukkan ke dalam UGD yang berbeda.
Juyeon, jisung, dan junghwan menunggu di UGD yang menangani Lee know, sedangkan yang lain berada di UGD tempat Tamara sedang di tangani.
"Maaf, tolong menunggu di sini."
"Suster, tolong selamatkan anak saya sus."
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak ibu."
Saat suster itu masuk, rose datang dengan memakai jas kedokterannya.
"Rose, tolong selamatkan Tamara, aku mohon."
"Kamu tenang ya Jen, aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan tamara, aku masuk dulu."
Saat rose masuk berbarengan dengan satu dokter yang membawa tiga kantong darah yang sama untuk Tamara.
Rose masuk ke dalam UGD memakai masker medis nya dan sarung tangan medis, operasi pun berjalan untuk mengambil peluru yang menancap di dada kanan Tamara dan pinggang yang robek karena sayatan pisau.
Suasana begitu menegangkan bagi mereka yang menunggu kabar dari dua orang terdekat mereka, haruto menyenderkan tubuhnya di dinding dengan mendongakkan kepalanya ke atas dengan perasaan takutnya, hal yang sama juga di lakukan oleh juyeon yang menunggu kabar dari dokter yang menangani Lee know.
"Suhu tubuh meningkat dok."
"Pasangkan semua alat di tubuhnya."
Layar monitor menunjukkan grafik garis lurus yang berbunyi nyaring.
"Berikan alat pancu jantungnya."
"Baik dok."
Dokter terus memperhatikan layar monitor yang terus menerus menggambarkan grafik lurus, lagi dan lagi alat pancu jantung itu di letakkan di dada Lee know membuat tubuhnya mengangkat ke atas.
Hal yang serupa terjadi pada rose, setelah selesai mengambil peluru yang bersarang di tubuh Tamara dan menjahit luka sayatan itu, tiba-tiba tubuh tamara mengejang dan membuat layar monitor menunjukkan grafik lurus dengan denyut jantung melemah.
Alat pancu pun digunakan rose untuk menyelamatkan nyawa tamara, semua alat-alat terpasang di tubuh Tamara, satu sampai dua kali monitor tetap menampilkan grafik yang sama dengan denyut jantung semakin melemah.
"Kaka mohon bertahan Tamara, kaka mohon." Batin rose dengan keringat membasahi dahi nya, matanya terus melirik ke arah monitor.
Jennie terus menangis di pelukan Lisa, ia takut sangat takut jika ia harus kehilangan anaknya setelah kehilangan suaminya, Lisa juga menangis saat mengingat ucapannya yang meminta Jennie untuk menghentikan ucapannya saat di kamar, ia takut jika ucapannya malahan menjadi kenyataan untuk nyawa Tamara.
Sebuah memory melekat pada ingatan mereka dengan suasana tegang di dalam UGD.
"Kamu harus bertahan Tamara."
"Semakin memburuk dok."
"Untukku, semua yang aku lalui memiliki arti tersendiri untukku, tapi mungkin ada satu hal yang tidak bisa aku hindari, yaitu kebahagiaan melihat mama dan papa ada di samping ku" - Tamara
Rose terus menempelkan alat pancu jantung itu yang semakin membuat kondisi Tamara memburuk, jantung nya semakin melemah dan monitor terus menerus bergaris lurus.
"Kamu sudah bisa melihat mama kamu hidup dan sekarang tinggal bersama kamu Tamara, kamu tidak boleh pergi! Bangun! Kamu harus bisa kembali, Kaka mohon."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...