67.

680 88 1
                                    

17:25 PM.

Sore hari nya, Tamara berjalan keluar dari ruangan nya dengan membawa tas kerjanya, sore ini adalah jam pulang untuk bergantian shift dengan dokter yang lain.

"Oh, Tamara sudah mau pulang?."

"Eh kak rose, Iyah nih, Kaka sendiri baru datang?."

"Iyah, ah aku harus lembur malam ini, kamu hati-hati ya pulang nya."

"Baiklah."

"Dokter rose." Mereka berdua menoleh ke belakang dimana seorang suster menghampiri mereka.

"Iya sus, ada apa?."

"Ada pasien dari Swiss yang di pindahkan ke rumah sakit ini."

"Apa yang pasien derita?."

"Kanker otak stadium empat."

"Astaga, kanker otak?." Tanya Tamara.

"Iyah dok, sekarang pasien baru mendarat di bandara dan akan berangkat menuju rumah sakit."

"Baiklah kalo gitu siapkan ruangan dan semua alat-alat yang di butuhkan, dan Tamara aku harus kembali bekerja, hati-hati pulang nya ya."

"Baik kak, semangat kerjanya, aku pulang dulu."

Rose dan suster itu berjalan menuju ruangan yang akan di tempati oleh pasien dari Swiss, sedangkan Tamara berjalan keluar dari rumah sakit.

"Ada pasien dari Swiss yang di pindahkan ke rumah sakit ini"

"Kenapa tiba-tiba perasaan ku tidak enak seperti ini? Ah, mungkin hanya perasaanku saja." Batin Tamara, kemudian memberhentikan taksi di depan rumah sakit.

Sedangkan di dalam mobil ambulance..

"Alice, kamu serius ingin berada di sini?."

"Aku serius dok, aku ingin melihat Gabby." Ucapnya tersenyum tipis dengan wajah sangat pucat.

"Kenapa kamu begitu keras kepala Alice, kamu bisa membuat dokter Gabby khawatir dengan kondisi kamu."

"I'm fine doc, there's nothing to worry about." Ucap nya dengan nada lemas.

Dokter Alexander hanya bisa mengusap wajahnya melihat Alice yang notabenenya juga seperti keluarga bagi dokter Alexander begitupun Tamara.

Saat mobil ambulance itu masuk ke dalam rumah sakit, berpapasan dengan taksi Tamara yang baru saja meninggalkan rumah sakit.

Di dalam taksi, Tamara tersenyum manis menatap luar jendela, ia membayangkan bagaimana makan malam bersama haruto nanti dan dia juga berharap haruto bisa menepati janjinya untuk malam ini.

"Aku tidak sabar menunggu malam tiba." Ujarnya begitu menanti.

°°°°°°°

Sore ini haruto bergegas untuk pulang ke rumah dan bersiap-siap makan malam bersama dengan Tamara.

Kejadian pengeboman kantor lama haruto yang sudah rata dengan tanah itu memang membuat haruto harus mengalami kerugian yang fantastis, tapi hal itu tidak menghalangi jiwa bisnis nya hancur, melainkan, haruto memakai kantor satunya lagi yang baru saja selesai di bangun untuk menjadi tempat sementara karyawannya bekerja Selagi ia membangun kantor yang baru yang lebih besar dan tentu dengan biaya miliaran.

Bagi haruto, no money no life, itu lah gambaran seorang Haruto Watanabe yang sebenarnya.

"Haruto."

Haruto menoleh kebelakang dimana Yoshi yang sekarang bekerja di kantornya itu memanggilnya.

"Yoshi, ada apa?."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang