43.

753 84 3
                                    

•Kamar Seokjin•

Jisoo menganggukkan kepalanya setelah mendengar dengan jelas tentang Joyce dari suaminya itu, mereka berdua duduk bersandar di kepala ranjang dan saat itu juga seokjin menceritakan tentang Joyce dan awal kejadian mereka bertemu dengan Joyce.

"Jadi, sampai sekarang Joyce amnesia? Dan dia juga tidak tau kalo kalian sebenarnya mafia, begitu?."

Seokjin mengangguk,"Benar, sebab itu aku dan yang lainnya masih menyembunyikan identitas mafia kami ke Joyce, aku juga yakin mereka pasti menceritakan tentang ini ke younghoon."

"Tapi, tidak menutup kemungkinan kalo gadis itu suatu hari nanti pasti akan mengetahui identitas kalian yang sebenarnya."

"Aku tau sayang, aku dan yang lainnya sudah membahas soal ini, dan kami tidak keberatan jika nanti Joyce tau soal identitas Mafia kami, karena bagaimanapun kalo dia berani untuk membongkar rahasia ini, maka bayarannya adalah nyawanya sendiri."

Jisoo tersenyum manis dengan menggenggam pergelangan tangan seokjin.

"Yaa! Aku yakin, Kalo pun Joyce tau soal siapa kalian sebenernya, dia pasti tidak akan membongkarnya, aku percaya sama Joyce jadi kamu ataupun yang lainnya tidak perlu berpikir untuk membunuh Joyce, karena bagaimanapun setelah aku bertemu dengannya aku percaya dia orang yang baik."

"Kamu baru bertemu dengan nya tadi, bagaimana bisa kamu percaya dengan orang asing terlebih lagi kamu baru mengenal nya tadi?."

"Memang si, tapi kan di sini aku wanita sendiri, aku juga butuh teman cerita sendiri sayang, walaupun ada kamu juga, tetap aja aku ingin punya teman wanita di rumah ini." Ucap jisoo dengan mengerucutkan bibirnya.

Seokjin tertawa pelan kemudian menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, aku tidak akan membunuh Joyce jika nanti dia tau siapa kami sebenarnya, tapi aku tidak akan tinggal diam kalo dia berani bermain-main denganku, kamu faham kan sayang?."

"Aku faham, pokoknya kamu percaya sama aku kalo Joyce itu orang baik, oke."

"Iyah, sudah yuk tidur." Ucap seokjin mengelus rambut istrinya itu, jisoo menganggukkan kepalanya dan mulai merebahkan tubuh nya di kasur dengan tidur berhadapan dengan suaminya.

°°°°

"Suga Hyung, tunggu sebentar."

Suga yang sedang berjalan hendak ke kamarnya itu berhenti dan menoleh kebelakang dimana Jimin memanggilnya lalu menghampiri dirinya.

"Kenapa?."

"Aku ingin bicara berdua dengan Hyung, apa bisa?."

Suga mengangguk pelan,"Tentu, bicara soal apa?."

"Tidak di sini, kita bicara di taman belakang."

"Baiklah."

•Taman belakang rumah•

"Jadi, apa yang mau kamu bicarakan Jim?." Tanya Suga ke Jimin yang menatap ke depan.

"Apa yang kamu sembunyikan dari kami Hyung?." Bukannya menjawab Jimin malahan balik nanya yang membuat Suga mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu? Sembunyikan apa?."

Jimin memiringkan tubuhnya menghadap ke Suga di sampingnya, ia menatap mata Suga yang juga sedang menatapnya.

"Aku pikir kamu bukan seorang mafia yang bodoh Hyung, tapi siapa sangka aku salah, ternyata kamu sangat pandai membodohi dirimu sendiri."

Jimin berdecak pelan lalu kembali menatap Suga sinis,"Jujur saja Hyung, kamu tau kan? Kalo aku tidak gampang untuk di bohongi."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang