45.

763 91 11
                                    

Tamara berjalan di pinggir jalan menuju sebuah cafe sambil menunggu jam kerjanya masuk.

Saat Tamara berjalan ia selalu ngerasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, langkah kaki Tamara berhenti lalu menoleh kebelakang, tapi tidak ada siapapun di belakangnya.

"Mungkin hanya firasat ku saja." Ucap Tamara menggelengkan kepalanya, kemudian melanjutkan perjalanannya.

Seorang pria memakai topi, masker dan jaket hitam itu keluar dari balik tembok persembunyiannya, kemudian diam-diam kembali mengikuti Tamara.

Junghwan yang memakai jas kantor rapih itu berada di mobil Alphard yang terparkir di pinggir jalan, mata elangnya terus menatap pria misterius itu yang terus mengikuti Tamara.

"Siapa pria itu?." Batin junghwan.

°°°°

Liz berjalan di koridor sekolah sendirian dengan memainkan ponsel miliknya tanpa melihat ke jalanan.

Bruk!

Liz menabrak tubuh seseorang yang membuat ponsel pria itu terjatuh.

"Maaf! Maaf! Aku tidak sengaja." Ucap Liz mengambil ponsel itu.

"Ini ponselnya." Ucap Liz, dan seketika matanya membulat sempurna saat melihat Jay berdiri di hadapannya.

"Lho Jay? Jadi aku nabrak kamu? Astaga, maaf aku tidak sengaja."

"Tidak apa-apa, lain kali jangan main ponsel sambil berjalan." Ucap Jay tersenyum.

Liz mengangguk,"Baiklah, aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Pintar, oh ya kamu mau kemana?."

"Aku mau ke kantin beli minum, kamu sendiri mau kemana?."

"Nemenin kamu aja deh, gimana?."

Liz terkekeh dengan wajah tersipu malu karena ucapan Jay terlebih lagi senyuman jay yang begitu manis.

"Kok pipi nya merah si? Lucu banget deh." Ucap Jay mencubit gemas pipi Liz.

"Ih sakit tau." Ucap Liz mengerucutkan bibirnya.

"Mianhae." Ucap Jay mengelus kedua pipi Liz yang membuat Liz terkejut karena perlakuannya.

"Astaga, jantungku tidak aman." Batin Liz.

"Sedikit lagi aku bisa mengambil hatinya kemudian membunuhnya, jatuh cinta lah sedalam mungkin Liz, biar aku dengan mudah mendapatkan apa yang harusnya aku dapatkan." Batin Jay tersenyum smirk.

Liz melepaskan tangan Jay dari pipi nya, ia takut kalo murid-murid lain melihatnya Pasti akan heboh dan berakhir ia yang di bully oleh tiga cewek gila itu nanti nya.

"Yaa! Berhentilah bersikap seperti itu jay."

"Lho, kenapa memang?."

"A-aku tidak mau satu sekolah melihat dan berakhir merundung ku."

"Dengar baik-baik, siapapun yang berani merundung kamu, dia akan berhadapan denganku, karena aku tidak akan membiarkan siapapun berani melukaimu."

"Ke-kenapa gitu?."

"Karena aku tidak mau, bidadari cantikku terluka."

"Bidadari? Berhentilah berbicara omong kosong Jay, aku sangat tidak suka."

"Baiklah, tapi aku harap kamu bisa mengabulkan satu keinginan ku, bagaimana?."

"Keinginan apa?."

"Berkencan dengan ku besok malam, apa kamu bersedia?."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang