37.

773 82 5
                                    

Liz terus terdiam saat di tanya siapa yang membully nya, ia benar-benar tidak berani menatap wajah juyeon yang sedang memasang wajah datarnya, benar kata mama, teman-temannya haruto kalo lagi mode serius menakutkan semua wajahnya.

"Liz, kamu mendengar ucapan ku kan?." Tanyanya sekali lagi.

"A-aku dengar."

"Siapa nama mereka?."

"Kak juyeon, mau apa kalo tau nama mereka?."

"Tentu kamu tau kan, siapapun yang berani menyakitimu dia akan berurusan dengan kami."

"Jangan, aku mohon jangan bikin mereka terluka."

"Kenapa? Seharusnya kamu tidak melindungi orang-orang seperti mereka Liz."

"Aku tau kak." Ucapnya menundukkan kepalanya.

"Terus?." Tanya juyeon mengangkat satu alisnya ke atas.

"Aku hanya tidak ingin siapapun terluka karena dekat denganku, aku sudah cukup menderita dengan penyakit ini, dan aku tidak mau di jauhi sama teman-teman ku kalo mereka tau siapa aku sebenarnya, aku mohon kak jangan kasih tau hal ini ke bang haruto." Ucap Liz dengan wajah memohon.

"Mereka bukan teman yang baik untuk kamu Liz, mereka sudah membentak kamu bahkan melukai kamu seperti ini, apa itu nama nya teman?."

Juyeon yang tersulut emosi mengingat kembali kejadian saat ia mendengar suara keras dari kantin dan melihat langsung bagaimana Liz di bully tanpa ada yang membantunya, membuat juyeon emosi dan ingin sekali membunuh tiga gadis itu jika tak mengingat kalo ini di sekolah, dia juga tak ingin liz merasa Malu karena ulahnya.

"Kak aku mohon, tolong jaga rahasia ini, aku mohon." Ucap liz dengan mata berkaca-kaca membuat juyeon kehabisan akal sekarang.

Juyeon membuang nafas beratnya sebelum menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, aku akan merahasiakan hal ini ke haruto, tapi ingat, kalo aku melihatnya kembali tidak akan ada kesempatan kedua untuk kamu menghalangi aku menghukum tiga gadis itu, mengerti."

Liz mengangguk cepat,"Terimakasih kak juyeon."

"Sama-sama." Ucap juyeon mengacak-acak rambut Liz.

Suara pintu terbuka membuat mereka menoleh kearah seorang dokter pria dengan satu seorang suster.

"Saya akan periksa keadaan pasien dulu."

"Silahkan dok."

Dokter itu memeriksa keadaan Liz, sedangkan juyeon berdiri di samping kiri.

"Kondisinya sudah membaik, luka-luka nya juga sudah kami obati, untuk jantung kamu, tolong jangan terlalu kecapean apalagi sampai terluka ya, karena itu bisa berdampak terhadap jantung kamu."

"Baiklah dokter." Ucap Liz.

"Saya akan menyiapkan beberapa resep obat, nanti kalian bisa mengambilnya di apotik."

"Baiklah, terimakasih dok." Ucap Juyeon.

"Sama-sama, kalo gitu saya permisi dulu, ayo suster."

Setelah dokter dan suster itu pergi, juyeon membantu Liz Duduk.

"Ayo pulang." Ucap juyeon.

"Pulang? Tapi tas aku ada di kelas? Terus aku ketinggalan pelajaran dong."

"Pilihan kamu hanya dua, pulang atau Aku adukan ke haruto soal ini."

Liz mengerucutkan bibirnya,"Iyah Iyah aku pulang tapi ke rumah kaka aja."

"Ke rumah aku?."

"Iyah, lagian di rumah tidak ada siapapun, mama lagi pergi keluar, aku sendirian di rumah dan itu akan sangat membosankan."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang