Motor sport itu sampai di depan gerbang rumah Tamara, gadis itu pun turun dari motor haruto.
"Terimakasih sudah mengantarku pulang, hm kamu mau mampir dulu?."
"Tidak perlu, aku harus ke rumah sakit."
Tamara menganggukkan kepalanya,"Baiklah, kalo gitu aku masuk ke dalam, sampai jumpa haruto."
Haruto hanya menganggukkan kepalanya dan melihat Tamara masuk ke dalam gerbang rumah nya, haruto pun memakai kembali helm nya itu dan pergi dari sana untuk ke rumah sakit.
Tamara berjalan masuk ke dalam rumah, namun, pandangannya terhenti saat melihat bibi yang sedang sibuk mencari sesuatu di dekat lemari.
"Astaga, kemana perginya."
"Bibi sedang apa?."
"Oh, non Tamara, sudah pulang ternyata, ini non bibi sedang mencari kunci."
"Kunci? Kunci apa?."
"Itu lho non, kunci untuk buka lemari milik tuan Ji-won."
"Kunci punya papa? Maksud Bibi kunci yang bibi kasih ke aku itu?."
Sontak Bibi Han menepuk dahinya kala ia baru mengingat jika kunci itu sudah diberikan ke Tamara.
"Astaga, bibi lupa Non."
"Haha bibi ada-ada saja deh, bibi yang kasih tapi bibi juga yang lupa."
"Maklumlah non namanya juga faktor umur haha."
Tamara menggelengkan kepalanya sambil terkekeh kecil menatap bibi Han di depannya.
"Memangnya ada apa mencari kunci itu? Terus tadi bilang untuk buka lemari punya papa? Lemari apa bi?."
"Haruskan aku beritahukan sekarang saja, lagipula non Tamara belum tau jika mendiang papa nya adalah seorang mafia, tapi jika non tau apakah non akan marah atau malahan sebaliknya?." Batin bibi Han.
"Bibi? Hello bibi? Kok bengong si." Ucap Tamara mengipasi tangan nya di wajah bibi Han.
"Eh i-iya non, itu lemari punya mendiang papa non, di sana banyak sesuatu yang mendiang papa dan mama non ingin beritahu ke non Tamara."
"Oh ya?."
"Iyah non, tapi sebaiknya sekarang non Makan malam dulu saja, bibi tau pasti non Tamara belum makan kan?."
Tamara mengangguk sambil tersenyum,"Bibi tau saja aku sedang lapar, yasudah aku ke kamar dulu ya bi."
"Baiklah non, bibi tunggu di meja makan ya."
"Oke bibi." Tamara melangkah pergi dan melangkah menaiki tangga untuk ke kamarnya.
"Maafkan saya tuan, sepertinya belum saatnya non Tamara tau siapa papanya yang sebenarnya, maafkan bibi yang harus berbohong kepada non tamara jika papanya adalah seorang polisi, padahal kenyataannya papa nya adalah seorang ketua mafia dahulunya." Batin bibi Han.
Lima belas menit kemudian, saat Tamara dan bibi Han berada di meja makan, bibi Han tersenyum manis melihat Tamara yang begitu lahap menyantap makanan yang sudah ia siapkan untuk Tamara.
"Bibi kenapa tersenyum seperti itu? Apa ada sesuatu di wajahku?."
"Tidak ada, non sangat cantik jika sedang makan, ah tidak, maksudnya non selalu cantik."
"Aish, bibi apaan si buat aku malu saja di puji seperti itu."
"Haha bibi berbicara fakta non."
"Baiklah, terimakasih untuk pujiannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
Fiksi PenggemarKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...