18.

955 101 0
                                    

Takut bukanlah definisi utama dalam hidupku, tapi berani melangkah adalah salah satu cara ku menghadapi sebuah tantangan dalam hidup.

~Lee Know~

.
.

°Don't forget to vote!°

°H.A.P.P.Y R.E.A.D.I.N.G°

__________________________

Di ruang rawat inap Liz, Lisa sedang memeluk anaknya itu yang sedari tadi terus menangis karena masih teringat wajah marah haruto untuk pertama kalinya, hanbin sendiri mengerti kenapa haruto berbicara dengan nada tinggi seperti itu, benar apa yang dikatakan haruto, orang tua mana yang tidak rapuh dan sakit mendengar kata 'mati' yang keluar dari mulut anak kandung nya sendiri.

"Mama, kapan Abang datang?."

"Sabar sayang, Abang pasti datang ke sini."

"Bang Ruto marah sama aku ya ma, aku takut lihat Abang untuk pertama kalinya marah seperti tadi."

"Tidak sayang, Abang tidak mungkin marah sama kamu, mungkin tadi Abang lagi kondisi khawatir sama kamu, jadinya dia marah sama kamu."

"Maafin aku ma, ini salah aku, seharusnya aku tidak ngomong seperti itu ke kalian."

"Stt, udah ya jangan di pikirkan, mama dan papa sudah maafkan kamu, ya kan pa?."

Hanbin yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan berjalan mendekati Liz.

"Benar sayang, papa juga sudah maafkan kamu, tapi kamu harus janji sama kami kalo kamu pasti akan sembuh."

"Liz janji, Liz akan berjuang untuk sembuh."

"Anak pintar, papa juga yakin kok, kalo kamu yakin dan berpikir baik untuk kesembuhan kamu, pasti kamu akan sembuh total."

Liz mengangguk,"Iyah papa, mulai saat ini aku akan berjuang dan berpikir positif kalo aku akan sembuh."

Hanbin tersenyum manis dengan mengusap rambut Liz, begitupun Lisa yang juga tersenyum senang dengan ucapan Liz walaupun dia tau ucapan dan tindakan akan berbeda, dimana tindakan yang di ambil pasti akan lebih berat dari apa yang di ucapkan, tapi sebagai seorang ibu ia tak ingin melihat Liz sedih dan dia tak ingin terus di hantui pikiran jelek terhadap penyakit jantung Liz, ia yakin akan ada kesembuhan untuk anak perempuan nya itu.

"Tapi, bagaimana dengan Abang? Pasti bang Ruto masih marah dengan Liz." Ucap Liz menundukkan kepalanya.

"Tidak, Abang tidak marah dengan kamu."

Sontak mereka bertiga langsung menatap kearah pintu masuk dimana haruto berdiri dengan senyum simpul di bibirnya.

"Abang." Ucap Liz yang tersenyum lebar, Liz langsung memeluk perut haruto saat haruto berjalan mendekati kasur Liz.

"Maafin Liz bang, Liz janji tidak akan ngomong seperti itu lagi, tolong jangan marah sama Liz, aku takut liat Abang marah seperti tadi."

"Tidak, Abang yang salah karena marah sama kamu, maafin Abang ya."

Liz menggelengkan kepalanya,"Abang tidak salah, tapi Liz yang salah."

Haruto melepaskan pelukannya kemudian di tatap wajah adiknya itu.

"Baiklah, kita sama-sama salah itu lebih Adil bukan? Abang minta maaf karena sudah marah-marah sama kamu dan kamu sudah abang maafkan."

Liz menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis,"Baikan?." Tanya Liz menunjukkan jari kelingkingnya.

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang