77.

768 82 0
                                    

Di rumah hanbin, jisoo dan Joyce sedang berada di dapur dan hendak membuat sesuatu untuk mereka makan bersama, terlebih lagi mereka tau kalo anak perempuan hanbin akan pulang ke rumah dari rumah sakit.

"Joyce, bisa ambilkan aku buah di sana, Joyce?." Jisoo menoleh ke meja makan dimana Joyce termenung duduk di sana.

"Joyce, kamu kenapa?." Tanya jisoo yang menghampirinya.

"A-aku tidak kenapa-kenapa kok, kenapa?."

"Aku memanggil kamu dari tadi, tapi kamu malahan melamun."

"Benarkah? Ah, maafkan aku jisoo."

"Tidak apa-apa kok, apa kamu mengingat sesuatu sampai melamun seperti ini? Bicara saja."

"Entahlah, semalam aku terbangun karena mimpi buruk dan refleks aku Meluk gadis itu."

Flashback On

01:30 PM.

"Mama"

"Tata sini makan dulu sama mama"

"Jennie, kamu lihat dasi aku tidak?"

"Ada di dekat jas kamu yang aku gantung, lihat dong sayang"

"Ah, maaf aku buru-buru soalnya"

"Hay Ji-won"

"Mr. Gilbert."

"Saatnya membunuh mu"

"Dorr!"

"Jennie!!"

°°

"Ma! Mama bangun!."

"Aaaaa..."

Joyce terbangun dan langsung memeluk Tamara dengan nafas memburunya, Tamara tentu saja kaget dengan pelukan tiba-tiba dari Joyce ia bahkan bisa merasakan keringat dingin Joyce padahal di kamar sedang dingin karena AC.

"Jangan bom nya, aku mohon aku takut." Ujar Joyce memeluk erat Tamara.

Tamara membalas pelukan mama nya itu dengan mengelus punggung mama nya.

"Tenang mama, di sini tidak ada bom, mama aman di sini, ikuti ucapan aku, tarik nafas hembuskan perlahan."

Joyce mengikuti ucapan tamara, semakin lama Tamara bisa mendengar deru nafas tenang dari Joyce.

"Mama mimpi buruk ya?."

Joyce yang sadar hendak melepaskan pelukan Tamara, namun, Tamara mengeratkan pelukannya.

"Lepaskan aku! Berani sekali kamu meluk-meluk tanpa izin dariku!."

"Sebentar saja ma, aku merindukan mama selama ini."

Joyce tidak bisa menolak nya, rasanya ia juga tidak ingin melepaskan pelukan hangat ini.

"Kenapa pelukan ini membuatku ingin menangis? Siapa gadis ini." Batin Joyce.

Sedetik kemudian Joyce mendorong tubuh Tamara melepaskan pelukannya itu.

"Hentikan, aku sangat risih di peluk dengan orang asing."

"Apa mama masih belum mengingatku?."

"Ck, sudah berulang kali aku bilang, jangan panggil aku mama! Aku bukan mama kamu! Mengerti!!."

Tamara menundukkan kepalanya saat Joyce berbicara dengan nada tinggi kepadanya.

"Baiklah, aku harap mama cepat mengingatku, selamat malam ma."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang