48.

688 94 0
                                    

"Aku pulang."

"Jay Park, tunggu sebentar." Jay masuk ke dalam rumah, di dalam Mr. Gilbert yang duduk di sofa ruang tamu memberhentikan langkahnya tepat di belakang sofa.

"Ada apa?."

Mr. Gilbert berdiri dan membalikkan tubuhnya menghadap ke Jay yang menatapnya dingin.

"Kamu pasti abis menghantar putri dari hanbin itu ke rumah sakit, benarkan?."

"Papa tau darimana?."

"Itu hal yang mudah untuk papa mengetahui hal kecil seperti itu, katakan, apa yang terjadi dengan gadis itu?."

"Dia terluka karena ulah teman sekelasnya."

"Benarkah? Lalu apa lukanya serius?."

"Ck, sudahlah pa jangan basa-basi, katakan apa tujuan papa sebenernya? Lalu kenapa papa tau aku habis mengantarkan Liz ke rumah sakit, huh!."

"Haha tenang Jay, kamu tau sendiri kan bagaimana otak licik papa bekerja? Sebenernya papa sudah menyebar anak buah ke seluruh jalanan, dan papa sudah meminta beberapa anak buah L.V. untuk menaruh bom mini di beberapa titik."

"Bom?."

"Kau harus tau Jay, papa sudah berhasil membuat hancur lebur markas lama milik mafia bodoh itu, anggap saja itu sebagai bentuk ancaman papa buat mereka."

"Jangan bilang kalo titik itu berada di tempat yang aku pikirkan saat ini."

"Benar, titik itu sudah berada di dalam target yang sudah papa rencanakan dari awal."

"Lalu, kapan aku harus mendatangi rumah gadis itu?." Tanya Jay dengan senyum smirknya.

"Atur sesuka mu, karena sebentar lagi kita akan membuat geger semua masyarakat Korea Selatan, bersiap-siaplah untuk memainkan senjata milikmu." Ucap Mr. Gilbert tersenyum devil.

°°°°

Setelah haruto menceritakan semuanya ke Lisa, tidak bisa dipungkiri kalo hati kecil nya tersayat setelah tau anaknya menjadi korban bullying di sekolahnya, Liz hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa berani menatap wajah mama nya.

"Liz, tatap mata mama." Ucap Lisa dengan nada dinginnya membuat Liz takut mendengarnya.

"Liz." Ucap Lisa sekali lagi, Liz langsung menatap mata Lisa yang ada bulir-bulir air mata.

"Mama Jangan nangis aku mohon, maafin Liz, aku benar-benar minta maaf ma." Ucap Liz yang langsung menggenggam kedua telapak tangan Lisa.

"Apa yang dibilang Abang kamu itu benar, Liz? Kamu di bully selama ini? Tapi kamu tidak memberitahukan hal ini ke kami."

Liz mengangguk,"Iyah ma, selama tiga bulan ini aku selalu di bully di sekolah, tapi aku terpaksa menyembunyikannya karena aku tidak mau teman-teman aku terluka dan berakhir menjauhi ku, maafkan aku ma."

"Teman yang mana yang kamu maksud Liz? Mereka yang membully kamu itu kamu anggap teman? Buka pikiran kamu, tidak ada teman yang membully teman nya sendiri!."

Untuk pertama kalinya Lisa harus berkata dengan nada tinggi seperti ini kepada anaknya, bukan karena Lisa tidak sayang tapi ibu mana yang merasa tidak kecewa harus di bohongi oleh anak kandungnya sendiri, terlebih lagi dalam hal pembullyan seperti ini.

"Maafkan Liz ma, Liz mohon maafin liz."

Haruto yang tidak tega melihat adiknya berlutut dihadapan sang mama itu pun menatap wajah sang mama yang dimana mata nya sudah memerah dengan bulir-bulir air mata.

"Mama, sudahlah maafkan Liz, kasihan Liz." Ucap haruto.

"Mama kecewa sama kamu Liz, tidak seharusnya kamu menyembunyikan hal seperti ini dari mama apalagi papa dan Abang kamu! Kamu sebenernya nganggap mama gak si Liz? Kenapa kamu kaya gini ke mama, huh!."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang