Di tengah dingin nya malam, dua pria berpakaian rapih sedang duduk di sofa dengan sesekali tertawa lirih, bagaimana tidak, di depan mereka sudah ada target yang akan menjadi tempat permainan senjata api mereka malam ini.
Taehyung si pria dengan mata tajam bagaikan elang, sangat pintar dalam membidik peluru sekalipun dalam jarak yang cukup jauh, sedangkan Jimin, pria yang memiliki hobi bermain dengan senjata api itu tak bisa untuk di ragukan lagi, keahliannya dalam bermain senjata membuat Jimin sering di sebut sebagai devil blood man atau manusia berdarah iblis.
"Anda yakin tidak ingin berbicara tuan? Ini sudah hampir setengah jam berlalu." Ucap Jimin melirik jam tangannya.
"Sepertinya dia bisu." Ucap taehyung tertawa kecil dengan meneguk segelas Soju.
Jimin beranjak dari tempat duduknya, ia melangkah menuju pria tua yang sudah lemah tak berdaya dengan tangan terikat di belakang, Jimin memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya dengan menatap remeh pria yang sedang menatap nya tajam.
"Hei, jangan menatapku seperti itu, kau pikir aku akan takut dengan mu, tuan Brian?." Ucapnya dengan terkekeh lirih.
"Lepaskan aku!." Ucap pria tua itu, Jimin dan taehyung tertawa kecil dengan sorot mata tajam menatap kearah pria tua itu.
"Kami akan melepaskan anda, tapi nanti, setelah nyawa anda berhasil kami ambil." Ucap Jimin dengan tatapan mata tajam nya.
"Sebenarnya apa masalahmu huh! Kenapa kamu menyekap saya seperti ini?!."
"Anda bertanya kenapa? Haruskah aku beritahu alasannya?." Ujar Jimin dengan nada sedikit meledek, taehyung yang mendengar itu menarik satu alisnya keatas dengan senyum devil di bibirnya.
Jimin berjalan memutari pria tua yang sedang menatapnya tajam, sesekali jimin tertawa kecil melihat wajah pria tua itu penuh luka lebam, bercak darah kecil itu membekas di tulang pipi serta sudut bibir pria itu, namun, bagi Jimin wajah pria itu bagaimana puncak komedi yang sangat seru untuk di tonton terlebih lagi jika melihat detik-detik kematian pria di hadapannya itu.
"Jimin-ah, aku sudah bosan melihat wajahnya, mau sampai kapan kau membiarkannya tetap bernafas bebas seperti itu?." Tanya taehyung, ia beranjak berdiri dengan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Jimin tertawa lirih saat berdiri tepat di hadapan pria itu, senyum devil tercipta di wajahnya.
"Aku akui otakmu sangat cerdik tuan, tapi sayangnya, kemampuan bergerak mu sangat lah lambat." Ucap Jimin terjeda,"Sungguh, aku sangat jijik melihat pria yang memiliki banyak kasus dan itu hanya demi menaiki nama bagus anda."
"Apa maksudmu? Tau apa kamu huh!."
"Melakukan korupsi dimana-mana, menipu banyak kolega bisnis, membayar orang suruhan untuk mencuri data-data penting di perusahaan lain, dan terakhir melakukan tindakan ilegal yang menentang hukum, wah aku sangat terkesan dengan cara mu bekerja, tuan Brian." Ucap taehyung dengan wajah seolah-olah kagum sambil bertepuk tangan.
"Ba-bagaimana bisa kamu tau soal itu? Jangan bilang, kalian diam-diam membuntuti saya!!."
"Haha bagaimana bisa kami tau soal itu katamu?." Tanya Jimin, kemudian melirik ke arah pintu berwarna putih,"Yaa! Bawa dia masuk ke dalam." Sarkas Jimin.
Pintu terbuka dengan dua pria berpakaian hitam membawa satu pria yang sudah lemah tak berdaya dengan luka lebam di seluruh wajah nya, kedua pria itu mendorong tubuh pria muda itu sampai jatuh tepat di bawah kaki Jimin.
"David, sedang apa kamu di sini? Lalu kenapa wajahmu lebam? Jangan bilang ini ulah mereka huh! Katakan!!."
"Tu-tuan maafkan saya, saya tidak berhasil mencuri data-data penting di perusahaan tuan Jimin, dia sangat cerdik tuan." Ucap pria itu menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...