7.

1.3K 133 9
                                    

Di kamar, tak butuh waktu lama untuk Tamara mandi ia hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk mandi, saat selesai ia keluar dengan memakai kaos putih dan celana jeans pendeknya, ia pun berjalan keluar dari kamar miliknya untuk pergi ke meja makan mengisi perutnya yang sedari tadi berbunyi minta di isi.

•Ruang Makan•

Saat di meja makan sudah tersedia makanan kesukaan Tamara yang di buat oleh bibi Han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat di meja makan sudah tersedia makanan kesukaan Tamara yang di buat oleh bibi Han.

"Wah, ada kepiting juga, bibi masak semuanya untuk aku?."

"Iyah dong non, bibi masak ini semua spesial untuk non tamara, ayok di makan mumpung masih anget."

Tamara duduk di bangku dengan senyum mengembang di bibir pink nya itu, bibi Han begitu telaten dalam mengurus dan memperhatikan tamara yang sudah di anggap seperti anak kandung nya sendiri.

Saat Tamara sedang asik menatap wajah bibi Han tiba-tiba sekilas muncul seperti wajah mama nya itu yang membuat Tamara memudarkan senyumannya dengan mata membulat.

"Mama." Ucap Tamara, sontak bibi Han terkejut dan langsung menatap Tamara.

"Non, non Tamara tidak apa-apa?."

Tamara menggelengkan kepalanya langsung saat sadar dengan apa yang dia lihat, Tamara berusaha tersenyum agar bibi Han tidak khawatir.

"Aku tidak apa-apa kok bi, tadi aku hanya keinget mama aja."

"Bibi tahu kok non, pasti non Tamara kangen ya sama mama dan papa non, jangan sedih terus ya non, bibi tahu orang tua non Tamara sudah bahagia di surga."

"Pasti bi, mereka adalah orang tua yang hebat yang aku miliki di dunia ini, makasih ya bi udah menjaga dan merawat aku dari kecil dan terimakasih juga bibi menepati janji bibi kepada mendiang mama dan papa."

"Sama-sama non, ini juga sudah menjadi tanggung jawab bibi sekaligus menepati janji bibi kepada tuan Ji-won, tapi walaupun begitu bibi mohon banget, non jangan mendem apapun ya, ceritakan saja semuanya ke bibi, anggap bibi sebagai sahabat non di rumah ini."

"Tidak, aku tidak ingin menganggap bibi sebagai sahabat aku, melainkan aku ingin menganggap bibi sebagai pengganti mama di rumah ini, kalo Bibi saja bisa menganggap aku sebagai anak bibi sendiri, lalu kenapa aku tidak bisa menganggap bibi sebagai mama aku yang sudah merawat dan menjaga aku dari kecil."

Bibi Han begitu tersentuh dengan ucapan Tamara, ia pun langsung memeluk tubuh Tamara dengan sedikit terisak membayangkan bagaimana perjuangan Tamara kecil yang berusaha untuk mengikhlaskan kematian kedua orang tuanya saat itu bahkan ia sampai berusaha keras menjadi dokter seperti mama nya dan berusaha melewati semua rintangan dalam hidupnya, benar kata mama nya kalo dunia ini begitu kejam.

"Berhentilah menangis bi, aku ingin makan bukan ingin melihat bibi menangis seperti ini." Ledek tamara.

"Non tuh ya tidak bisa diajak drama nya sedikit, bibi lagi terharu lho."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang