23.

888 100 2
                                    

Pria motor sport hitam itu berhenti di halaman rumah megah bercat putih, ia membuka helm nya, wajah tampan nya itu menampilkan sebuah senyum miring di bibirnya.

"Yaa! Apa yang kau lakukan!"

Brrmm...Brrmmm....

Brukk!!

Pria itu berdecak pelan dengan menarik sudut bibirnya keatas mengingat kembali kejadian dimana ia dengan sengaja membuat konsentrasi haruto menghilang dan jatuh ke aspal.

"Semakin aku memainkannya, semakin seru permainan yang aku lakukan." Ujarnya tersenyum miring, pria itu masuk ke dalam rumah nya.

"Jay Park!."

Pria yang tak lain adalah Jay Park itu menoleh ke samping dengan wajah datarnya.

"Apa?."

"Darimana saja kamu?."

"Apa pentingnya untuk papa mengetahui urusanku."

"Jangan melawan Jay, aku bisa kapan saja melukai kamu."

"Ck, bukankah setiap hari anda sering melukai saya? Bahkan, bukan hanya fisik tapi mental saja juga." Ucap Jay menarik sudut bibirnya keatas.

Mr. Gilbert yang tersulut emosi pun mencengkram kuat keram baju Jay dengan menatap tajam kearah Jay.

"Jangan lupakan siapa kamu sebenernya di sini, jadi jangan coba-coba untuk membuat saya marah atau kamu akan tau hukumannya!."

Mr. Gilbert mendorong tubuh Jay kasar, kedua pria berbeda usia itu sama-sama tersulut emosi malam itu juga.

"Aku memintamu untuk memata-matai keluarga hanbin dan juga gadis itu, lalu apa saja yang sedang Kamu lakukan sekarang huh?! Pergi tidak jelas seperti ini!."

"Pergi tidak jelas kata papa?." Tanya Jay, kemudian tertawa kecil,"Asal papa tau, aku baru saja melukai salah satu anak dari target papa itu, papa pikir aku bodoh? Haha sayangnya, hanya papa yang meremehkan otak pintar ku."

Setelah berbicara seperti itu Jay bergegas pergi meninggalkan ruang tamu untuk pergi ke kamar miliknya, Mr. Gilbert menatap tajam punggung Jay yang menghilang dari pandangannya.

Melangkah masuk ke kamar, Jay menutup pintu kamar kasar, ia berjalan menuju cermin di hadapannya, di tatap wajah dengan sorot mata tajamnya membuat emosi Jay memuncak, tangan nya mengepal kuat sehingga urat-urat tangan nya menonjol keluar.

Tak tahan dengan emosi yang memuncak ia menonjok kaca cermin di depan nya itu sampai pecah, bahkan, mengeluarkan setetes darah milik Jay.

"Aku sangat benci hidupku! Aku benci papa! Aku benci semua orang!! Mereka terus memanfaatkan aku untuk kepentingan mereka pribadi, mereka tidak melihat aku di sini!! Aku benci!! Aku sangat benci!!!."

Jay melempar apapun yang ada di hadapannya, ia meluapkan emosinya dengan membuat seisi kamar menjadi berantakan, sesekali ia meremas rambut hitam nya itu, matanya menatap kearah bingkai foto dimana di sana ada foto dirinya, Mr. Gilbert dan seorang wanita yang diketahui istri dari Mr. Gilbert yang sudah meninggal dunia.

"Kalian pikir aku manusia tanpa hati nurani huh? Akan aku buat satu persatu dari kalian bertekuk lutut kepadaku, termasuk anda tuan Gilbert, setelah menyakiti perasaanku kini kau berani mengancam ku, dulu aku mengikuti seluruh perintah anda karena aku menghargai anda yang merawat ku dari kecil, tapi setelah itu, aku sadar semuanya sia-sia untuk aku hargai, lihatlah nanti, bagaimana aku menunjukkan sisi asli ku sebenarnya." Ujarnya menampilkan senyum devil.

_______________________

Enam motor sport itu berhenti di depan markas mereka kemudian membuka helm mereka dengan sama-sama membuang nafas leganya karena berhasil kabur dari kejaran polisi tadi.

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang