68

662 83 1
                                    

Lisa yang hendak mematikan televisi dan masuk kamar, menoleh ke arah pintu yang terbuka yang menampilkan haruto yang masuk dengan wajah lesu nya.

"Haruto, kamu sudah pulang?."

Haruto hanya menganggukkan kepalanya lalu duduk di sofa dengan mengusap wajah nya, Lisa yang melihat anaknya itu mengernyitkan keningnya lalu duduk di samping haruto.

"Haruto, ada apa? Sepertinya ada masalah, coba cerita sama mama, sebenernya ada apa?."

"Tidak ada kok ma." Ucap haruto dengan terus menundukkan kepalanya.

"Tidak mungkin kalo tidak ada masalah, mama bisa melihat dari wajah kamu kalo kamu lagi ada masalah, coba jujur saja ada apa sebenarnya?."

Haruto menghela nafasnya sebelum menceritakan masalahnya dengan Tamara ke Lisa.

"Ini tentang Tamara ma."

"Tamara? Kenapa?."

"Aku seharusnya pergi makan malam bersama dengan Tamara malam ini, tapi dengan kebodohan ku, aku kembali membuat Tamara kecewa untuk ke dua kalinya."

"Kok bisa? Memangnya kamu berbuat apa sampai Tamara kecewa, haruto?."

"Kemarin malam aku harus pergi karena pengeboman itu, tapi karena hal itu aku melupakan acara makan malam ku bersama dia, saat aku melihat jam tanganku sudah jam sebelas malam, dan lebih parahnya lagi, ponselku mati saat itu."

"Kamu sudah minta maaf dengannya, haruto?."

Haruto mengangguk,"Sudah ma, tadi pagi aku sengaja bangun pagi-pagi dan berangkat ke rumahnya, aku tau dia marah denganku makanya aku rela menunggunya berjam-jam di depan rumah, bahkan, di rumah sakit, tapi saat dia memaafkan aku, lagi dan lagi aku mengingkari janjiku dengannya."

"Ini pasti karena kamu harus datang ke markas untuk membahas tentang kepergian kalian ke Amerika besok kan?."

"Iyah, mama tau soal itu?."

"Papa yang memberitahukan kami saat sarapan pagi."

Haruto menganggukkan kepalanya pelan, Lisa benar-benar merasa kasihan kepada anak laki-lakinya itu.

"Gini saja, besok pagi kamu datang ke sana temuin Tamara, bicara sama dia berdua sebelum kamu berangkat ke bandara."

"Aku juga mau nya seperti itu ma, tapi gimana kalo dia malahan tidak mau bertemu denganku?."

"Astaga, pertama kalinya mama melihat kamu langsung pesimis kaya gini ruto." Ucap Lisa terkekeh pelan sebelum melanjutkan bicaranya,"Yaa! Dengarkan mama, kalo kamu memang merasa bersalah dengan Tamara, ya sudah kamu selesaikan masalah ini lalu minta maaf kembali sama tamara, kamu tidak mau kan saat kamu pergi nanti, ada yang mengganjal di hati dan membuat pekerjaan kamu berantakan."

Haruto menggeleng,"Aku tidak mau."

"Maka dari itu, sebelum kamu pergi ke bandara, kamu sempetin waktu untuk bertemu dan berbicara dengan Tamara, mama yakin kok Tamara pasti mau mendengarkan kamu, tapi kalo sebaliknya, kamu tulis saja pesan untuk Tamara melalui surat dan berikan ke bibi Han, sudah jangan sedih seperti itu, mama tidak mau lihat anak tampan mama berubah jadi jelek."

Haruto tersenyum lebar saat melihat lelucon dari sang mama.

"Makasih ya ma." Ucap haruto tersenyum menatap sang mama.

"Sama-sama sayang, oh ya, mama mau nanya sesuatu sama kamu, boleh?."

"Boleh, Nanya apa?."

"Kamu suka sama Tamara?."

Pertanyaan itu membuat haruto terdiam dengan memalingkan wajahnya dari Lisa.

"Haruto, kalo kamu memang menyukai tamara mama tidak akan melarang kamu, malahan mama menyetujui hubungan kamu sama Tamara begitupun papa, dia pasti akan sangat senang kalo kamu memiliki hubungan spesial dengan Tamara apalagi kalo kalian berdua menikah."

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang