Sesampai nya di rumah Tamara, gadis itu menyuruh haruto untuk duduk di sofa selagi bibi Han membuatkan minuman untuk haruto.
"Ini minum nya den." Ucap bibi Han.
"Terimakasih bi." Ucap haruto.
"Sama-sama, kalo gitu bibi pamit ke belakang dulu."
"Tunggu sebentar." Lantas bibi Han menunda untuk pergi dari sana.
"Ada apa den? Apa perlu sesuatu?."
"Tidak, apa bibi tidak mengenaliku?."
Sontak pertanyaan itu membuat bibi Han mengernyitkan keningnya.
"Maksud Aden apa ya?."
"Aku tau bibi tidak bodoh, apa bibi tidak mengenaliku?." Tanyanya sekali lagi.
"Lho, kalian sedang mengobroli apa? Kelihatannya serius sekali." Saat hendak menjawab Tamara datang membuat haruto memasang wajah datarnya.
"Tidak, bukan hal penting juga." Ucap Haruto.
"Iyah non, bukan apa-apa kok, kalo gitu bibi permisi ke belakang dulu ya."
"Iyah bi." Ucap tamara tersenyum manis.
Saat sudah berada di dapur, bibi han terdiam dengan pikirannya memikirkan pertanyaan haruto.
"Aku tau bibi tidak bodoh, apa bibi tidak mengenaliku?"
"Suaranya sangat familiar ditelinga ku, tapi siapa pria tadi ya?." Batin bibi Han.
"Entahlah, tidak perlu membuang-buang waktu memikirkan hal tadi, lebih baik aku lanjut berkerja saja." Ucap bibi Han berlalu pergi dari dapur ke taman belakang rumah.
Tamara berjalan ke arah sofa dan duduk di samping haruto yang sedang meneguk jus jeruk yang menyegarkan itu.
"Kamu tadi ngobrol apa ke bibi?."
"Bukan apa-apa, kenapa?."
"Tidak, aku hanya penasaran saja."
"Ternyata selain emosian kamu orang nya kepo juga ya."
"Ih tidak gitu! Ah tau deh lupain aja, oh ya bagaimana kabar Liz? apa dia baik-baik saja."
"Dia baik-baik saja, hanya saja aku bingung dengan luka-luka yang ada di wajahnya seperti luka cakaran kuku, kaki nya juga memakai perban."
"Lho, kok bisa? Apa dia terjatuh?."
"Entahlah, saat aku bertanya dia dan juyeon sama-sama menjawab kalo saat di sekolah Liz tidak sengaja terpeleset lalu jatuh."
"Juyeon pacarnya Liz?."
"Bukan, dia temanku, waktu itu aku ada urusan di luar jadi tidak bisa menjemput Liz di sekolah, makanya aku minta juyeon menjemputnya di sekolah."
Tamara menganggukkan kepalanya dengan membentuk mulutnya 'O'.
"Yah, kalo memang hanya jatuh itu bukan masalah yang besar kan, semua orang pasti pernah terjatuh tanpa di sengaja, kecuali di sekolahnya ada yang membully nya itu baru hal yang besar." Ucap Tamara.
"Benar, kalo hanya jatuh itu bukan masalah besar untukku, tapi bagaimana kalo sebenernya ada seseorang yang berani membully Liz di sekolah, kalo aku mengingatnya kembali, banyak hal aneh yang terjadi pada Liz sebelumnya." Batin Haruto.
Flashback On
Bugh!
"Aaww.."
"Maaf, Abang tidak sengaja, kamu tidak apa-apa?."
"Aku tidak apa-apa kok, aaw."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...