47.

657 89 10
                                    

Settt

"Aaaawww... Sa-sakit." Ringis Liz saat melihat tangan kanannya harus mengeluarkan darah karena silet itu mengenai kulit putihnya.

"Wow, banyak juga darah kamu keluarnya ya haha."

"Berhenti Albert! Jangan sampai kamu terjebak dalam bahaya karena menyakitiku."

"Terjebak dalam bahaya? Haha omong kosong! Lihatlah, di sini sudah sepi tidak ada siapapun yang melihat aku melukai kamu."

"Aku mohon hentikan, aku tidak mau kamu terluka nantinya."

"Mau sampai aku mati sekalipun, aku tidak pernah takut dengan apapun sekalipun itu adalah sebuah pistol yang dipegang oleh ketua mafia."

"Bagaimana kalo aku memujudkan keinginan mu itu?."

Sontak Albert menoleh ke belakang dengan mata membulat.

"J-jay." Ucapnya gugup saat melihat Jay berada di belakangnya dengan tatapan mata tajam.

"Kenapa? Kok terkejut?." Tanya Jay.

"Ka-kamu sedang apa di sini?."

"Harusnya saya yang nanya, sedang apa anda di belakang sekolah nona?." Tanya Jay balik kemudian matanya menatap ke Liz yang ada di belakang,"Wow, apa itu? Anda melukainya Albert? Wah, benar-benar luar biasa."

"Jay a-aku bisa jelasin kok."

Jay tersenyum sambil berjalan mendekati Albert yang gugup sekaligus khawatir Jay akan marah padanya, namun, sesuatu membuat Albert terkejut begitupun Liz yang melihat Jay memeluk Albert tiba-tiba.

"Jay meluk Albert." Batin Liz.

"Jay." Ucap Albert pelan kala mendapat pelukan dadakan dari jay.

"Kenapa? Aku tidak akan marah karena kamu sudah melukainya."

"A-apa? Jay kamu." Ucap Albert yang hendak melepaskan pelukannya, namun, di tahan oleh Jay.

Liz yang menahan rasa sakit di tangannya dan rasa dingin di tubuhnya itu terus menatap wajah Jay yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Diam lah." Bisik Jay di telinga Albert, perbuatan Jay membuat Albert merasa bahwa dirinya menang dari Liz, ia pun membalas pelukan Jay dengan senyum puas di bibirnya.

"Jay, aku senang sekali karena kamu akhirnya kamu me--." Ucap Albert terpotong karena tiba-tiba tak sadarkan diri.

Siapa yang tau kalo Jay mengeluarkan jarum bius dari balik saku celana nya dan menancapkan nya di bahu Albert membuat gadis itu pingsan sebelum melanjutkan ucapannya.

Tubuh Albert terjatuh dan tergeletak di lantai dengan mata tertutup, Jay menatap tajam ke arah Albert yang tertidur pulas karena obat bius itu.

"Iyah, aku tidak akan marah karena kamu sudah melukainya, tapi aku akan marah karena ada orang lain yang lebih dulu melukainya sebelum aku." Batin Jay, kemudian pandangannya beralih pada liz yang sepertinya terkejut melihat Albert yang terjatuh pingsan.

"Liz, kamu baik-baik saja? Astaga, tangan kamu terluka." Ucap Jay yang langsung menghampiri Liz, lalu melepaskan almamater sekolahnya untuk di pakaian ke tubuh Liz yang basah.

"Jay, a-apa yang kamu lakukan ke Albert?." Tanya Liz menatap wajah Jay.

"Tenang saja, dia hanya pingsan, lebih baik kita ke rumah sakit segera, kamu harus di obati sebelum infeksi, ayo."

"Tapi Albert bagaimana?."

"Biarkan saja dia di sini, ayo Liz kita harus cepat pergi."

Jay membantu Liz berdiri kemudian membantunya berjalan meninggalkan tempat itu, tak berselang lama saat Jay dan Liz pergi, haruto dan lee know datang dan menemukan Albert yang tergeletak di lantai.

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang