Lisa duduk di bangku kayu jati yang menjadi ayunan Itu, ia termenung menatap kosong ke depan.
"Maafkan mama Liz, gara-gara mama kamu seperti ini, mama terlalu menuruti emosi sampai lupa kalo kamu memiliki jantung yang lemah, seharusnya mama tidak melakukan hal seperti tadi, maafkan mama." Batin Lisa.
Tamara yang sedari tadi melihat Lisa diam termenung di ayunan pun berjalan mendekat kemudian duduk di samping Lisa membuat Lisa menoleh ke samping.
"Tamara, Tante pikir siapa." Ucap Lisa mencoba tersenyum.
"Tante sedang apa sendirian di sini? Kenapa tidak di dalam saja."
"Hanya ingin saja di luar, oh ya bagaimana keadaan Liz? Dia baik-baik saja?."
"Liz sudah sadar kok, sekarang lagi menjahili haruto di kamarnya."
Lisa tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya,"Anak itu sangat suka sekali menjahili abangnya."
"Lalu bagaimana dengan kondisi jantungnya? Baik-baik saja kan."
"Tidak, jantungnya memburuk karena kejadian tadi."
Seperti tersengat listrik ucapan tamara membuat jantungnya seakan-akan berhenti berdetak dengan tubuh yang lemas.
"Aku sudah bilang hal ini ke haruto, kalo jantung Liz harus segera di operasi, karena kejadian tadi membuat Liz mendapat serangan jantung tiba-tiba."
"Serangan jantung?."
"Iyah, penyebabnya akibat tersumbatnya seluruh aliran darah ke jantung, terlebih lagi otot jantung Liz lemah atau bisa di sebut sebagai kardiomiopati."
"Apa?! A-apa Tidak bisa kamu menyembuhkan nya Tamara? Tante mohon sembuhkan Liz, Tante mohon sama kamu."
"Tante tenang ya, aku janji akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan Liz, karena bagaimanapun aku sudah menganggap Liz sebagai adik kandungku sendiri."
"Terimakasih Tamara, Tante benar-benar berhutang segalanya sama kamu, terimakasih banyak."
"Tidak, jangan berterimakasih karena bagaimanapun ini sudah menjadi tugasku sebagai dokter pribadi Liz."
"Tante benar-benar bersyukur bisa bertemu kamu sebagai dokter pribadi Liz."
Tamara tersenyum manis mendengarnya, sebelum akhirnya ia kembali berbicara.
"Aku tau Tante terluka karena perbuatan Liz, tapi aku harap Tante bisa memaafkan kesalahannya dan membantu untuk memperbaiki kesalahannya." Ucap Tamara menatap ke depan.
"Untuk soal itu Tante kecewa sama Liz, rasanya sakit sekali untuk pertama kalinya di bohongi oleh anak kandung sendiri."
"Aku mengerti, haruto juga sudah menceritakan tentang masalah kalian, aku juga sempat terkejut mendengarnya tapi aku mengerti kenapa Liz harus melakukan hal seperti itu, salah satunya dia tidak ingin membuat orang lain khawatir seakan-akan tindakannya berkata kalo dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri."
"Aku tau, posisi menjadi seorang ibu yang sudah melahirkan anaknya ke dunia ini memang penuh perjuangan dan air mata, dan pasti akan sangat menyakitkan saat tau anak kandung sendiri membohongi ibunya, tapi bagaimanapun peran seorang ibu adalah merawat dan mengajarkan hal-hal baik untuk anaknya bukan? Kalo pun seorang anak melakukan kesalahan, itu suatu hal yang wajar, karena setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan begitupun orangtua."
"Tapi suatu kesalahan masih bisa untuk di perbaiki, seperti halnya yang Liz lakukan saat ini, kita semua pasti terkejut mendengar fakta Liz di bully di sekolahnya dalam waktu yang cukup lama, aku tau hal itu sangat mengecewakan untuk Tante, tapi cobalah untuk melihat sisi lain dari Liz, dengarkan apa yang menjadi alasan Liz seperti itu, Tante harus mendengarkan semua yang Liz katakan agar Tante juga mengerti, tidak ada gunanya mengikuti ego, karena yang dibutuhkan saat ini adalah pikiran yang dingin kemudian mendengarkan dan memahami masalahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...