21.00 PM.
Mobil putih itu masuk ke dalam rumah, Tamara yang sudah selesai bekerja itu memutuskan pulang untuk beristirahat setelah seharian penuh bekerja.
Ia melangkah masuk ke dalam rumah walaupun sudah menjelang malam bibi Han masih setia terbangun menunggu Tamara pulang.
"Aku pulang." Ucap Tamara.
"Eh, non sudah pulang."
"Lho, kok bibi belum tidur? Ini sudah malam lho bi."
"Bibi mana mungkin tidur sedangkan non belum pulang ke rumah."
"Ya ampun bibi soswit banget si, ya sudah bibi masuk kamar ya istirahat."
"Nanti dulu non, bibi kan belum siapin makanan untuk non, pasti lapar kan."
"Tidak perlu bi, aku kebetulan tidak lapar kalo pun nanti aku lapar aku bisa masak ramen sendiri."
"Serius tidak apa-apa non? Bibi buatkan sekarang nih untuk non makan."
Tamara menggelengkan kepalanya,"Serius bibi, sudah ya bibi masuk kamar terus istirahat, oke bi."
"Hm yasudah Iyah, bibi ke kamar ya non, Kalo perlu apa-apa bilang ke bibi."
"Iyah siap bi."
"Selamat malam non."
"Malam juga bibi."
Tamara tersenyum manis melihat punggung bibi han yang sudah menghilang masuk ke kamarnya yang berada di lantai satu, ia pun bergegas naik ke tangga untuk ke kamar kemudian mandi.
Lima belas menit kemudian, Tamara keluar dengan memakai piyama tidurnya berwarna biru muda, ia pun bergegas menuju tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuh nya, namun, baru ingin masuk ke dalam selimut ia tak sengaja menatap kunci yang berada di nakas kamarnya.
"Aku lupa, aku kan mau menanyakan soal ini ke bibi Han, aku penasaran sebenarnya kunci ini untuk apa?."
Di tengah rasa penasarannya, tiba-tiba perutnya berbunyi yang membuat tamara mengusap perutnya yang minta untuk di kasih makan.
"Baiklah, akan aku buatkan ramen sebelum tidur."
Tamara pun membawa kunci itu tanpa ia sadar kemudian keluar dari kamar nya menuju dapur.
Saat ia menuruni tangga dan berjalan menuju dapur, Tamara melewati sebuah desain dinding putih yang tanpa disadari ada sebuah pintu di sana, melihat kejanggalan di dinding itu Tamara berhenti berjalan lali membalikkan tubuhnya menghadap dinding di depan nya.
"Sepertinya tadi aku melihat sesuatu di sini, tapi apa ya? Semuanya nampak sama kok." Ucapnya meraba dinding itu.
"Aish, pasti aku salah liat, tidak mungkin kan kalo ada ruang rahasia di balik dinding ini, ck, tidak Tamara jangan berpikir hal yang tidak masuk akal."
Saat ia hendak berbalik badan tiba-tiba.
"Non, sedang apa?."
"Argh! Astaga, buat kaget saja."
Prang!
Kunci yang di pegang Tamara dan hendak di letakkan di kantung celana tidurnya itu jatuh tanpa disadari oleh Tamara maupun sang bibi.
"Lho, non kenapa?."
"Tidak ada apa-apa kok bi, bibi sedang apa? Kenapa belum tidur?."
"Bibi Haus ini mau ambil minum, non sendiri sedang apa?."
"Aku mau buat ramen, lapar hehe."
"Ya sudah bibi buatkan ya."
"Tidak! Tidak! Aku bisa buat sendiri, bibi pergi saja ambil minum lalu kembali ke kamar, oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA • Haruto Watanabe [✓]
FanfictionKetika dunia damai harus dipertemukan dengan sekelompok mafia yang hendak menguasai dunia. "Pergi dan cari tujuh mafia di Amerika, hanya bantuan mereka yang bisa membantu kita untuk mengalahkan L.V. segera." Kisah seorang ketua mafia Seoul, Kim har...