•
•
•"Maaf ya, gue malah ngerepotin kalian gini jadinya," ujar Kirei. Bibirnya tampak pucat, pun dengan wajahnya dan tubuhnya yang masih memanas.
Kirei memang sudah sadar beberapa saat yang lalu dengan sebuah kain kompresan di keningnya. Byza bilang, Bu Maya yang meletakkan itu di keningnya tadi. Reynand dan Nathan sedang membeli makanan di kantin katanya. Para dosen sedang rapat dadakan, seluruh kelas sedang jam kosong, jadi Byza merawat Kirei di ruang kesehatan sekarang.
"Rei, jangan terlalu diforsir kerjaan lo. Kalo lo butuh bantuan, gue siap bantuin lo. Bukan gue aja, Reynand dan Nathan pasti juga bakal bantuin lo."
Kirei menatap sayu pada Byza yang duduk di sebelah ranjangnya itu. Matanya memanas, air matanya tumpah. "Hiks, gue emang capek banget Za. Rasanya semua persendian gue sakiiit banget." Kirei menangis sembari meremas bagian jantungnya yang terasa sangat sesak.
Bohong jika dia tidak kelelahan, bohong jika dia bilang tidak merasakan hal itu. Setiap detiknya, setiap menitnya, dia selalu merasakan bagaimana rasa lelah itu membuat tubuhnya semakin lemah.
Tidak, Byza tidak bisa melihat pemandangan menyesakkan di depannya ini. Dipeluknya Kirei dengan erat, tangisnya ikut pecah saat mendengar isakan sang sahabat yang semakin keras hingga kesulitan bernapas. "Hiks, udah Rei. Udah hiks, jangan kayak gini."
Kedua sahabat itu saling memeluk dan memberi kekuatan satu sama lain. Ya, mereka memang belum kenal lama, tapi perasaan mereka tidak dapat dibohongi. Ikatan persahabatan mereka sudah tercipta sejak pertama kali Kirei tanpa sengaja bertabrakan dengan Byza waktu itu.
Saat Kirei dan Byza sibuk dengan acara menangisnya, di luar ruang kesehatan ada Reynand dan Nathan yang menyaksikan pemandangan menyedihkan sekaligus mengharukan itu di dalam sana.
"Cemen lo! Masa cowok nangis!"
Perkataan Reynand membuat Nathan buru-buru mengusap sudut matanya yang berair. Diliriknya Reynand yang ternyata juga sibuk mengusap sudut matanya dengan cepat. "Padahal dirinya sendiri juga mewek, dih. Nggak ngaca," cibir Nathan yang membuat Reynand langsung menendang tulang kering laki-laki itu.
"Si anj!"
Brug!
Brak!
Suara ribut di luar sana membuat Kirei dan Byza terlonjak kaget. Keduanya saling pandang sebentar sebelum Byza memutuskan memeriksa keadaan di luar.
"Lo berdua ngapain, hah?!"
Saat mengetahui kalau itu ulah Reynand dan Nathan, gadis itu langsung menjewer kedua telinga laki-laki tampan tersebut dan menyeretnya memasuki ruang kesehatan.
"Aw, aduh! Sakit, Za!"
"Buset, telinga gue mau copot!"
Reynand dan Nathan mengusap-usap telinga mereka yang memerah karena jeweran kuat dari Byza. Gadis itu meskipun kecil, tapi tenaganya sangat kuat. Jadi, jangan meremehkan seorang Syafreza Altezza Byza.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ELITE ✔
Mystery / Thriller[𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏] Genre : Mystery / Thriller - Drama Tema : Psychopath ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Psycho Eli...