72 ☠ An Invisible Obsession

40 3 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari Minggu pagi, Kirei yang semula tengah asik bersantai di kamarnya dibuat heran kala mendapati satu notifikasi pesan muncul dari salah satu anggotanya di Psycho Elite. Zenin Aldiga Kovalen. Laki-laki itu memintanya bertemu secara pribadi.

"Ada apa, ya?" Kirei tidak bisa menebak apapun motif yang Zen inginkan darinya hingga sampai mengajak bertemu secara empat mata segala. "Perasaan gue nggak punya urusan apapun sama dia."

"Kenapa, Rei?"

Kirei spontan menoleh ke sumber suara dan mendapati Arkenzo Callisto yang berdiri di pintu kamarnya. "Eh, enggak kok. Ada apa?" tanya Kirei setelah mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk menghadap sang kakak.

"Tadinya Kakak ingin mengajak kamu berbelanja bahan dapur atas permintaan Bi Yanti, tapi sepertinya kamu sedang sibuk ya?"

"Duh, iya nih. Aku ada kerja kelompok sama temen kampus habis ini, Kak. Maaf ya ..." Kirei jadi serba salah. Padahal ia juga ingin menemani sang kakak berbelanja, tapi soal Zen lebih membuatnya penasaran sekarang.

Arkenzo tersenyum lembut. "Tidak apa-apa kalau kamu memang tidak bisa. Kakak bisa pergi sendiri, kok. Tugas kuliah kamu kan lebih penting, Rei."

"Iya, makasih ya Kak. Kalau gitu aku mau siap-siap dulu."

Gadis yang masih menggunakan piyama tidurnya itu langsung melesat ke kamar mandi setelah mengakhiri percakapan singkatnya dengan sang kakak. Ia mengumpati Zen dalam hati, tapi di sisi lain ia juga penasaran. Karena jujur saja, selama mengenal Zen sebagai anggotanya, dia adalah laki-laki yang cukup misterius. Lalu sekarang tiba-tiba saja mengajaknya bicara empat mata.

Siapa yang tidak penasaran coba?

Sementara itu di sisi lain, Zen yang sudah mendapat jawaban dari Kirei spontan tersenyum lebar. Ia menoleh ke arah samping, di mana ada Davin di sana. Laki-laki itu semalam memang memutuskan untuk menginap di rumahnya.

"Kirei setuju buat bicara empat mata sama gue," tutur Zen. "Dia udah on the way ke lokasi. Lo udah tau apa yang harus lo lakuin kan, Vin?"

Davin mengangguk. "Ya, gue tau apa yang harus gue lakuin."

Ini memang sedikit gila, tapi Zen berencana memasukkan Davin menjadi anggota Psycho Elite dengan memberi penawaran langsung pada Kirei. Tentunya atas permintaan kurang masuk akal sahabatnya itu.

Usai menceritakan setidaknya hampir setengah bagian dari Psycho Elite, Davin tanpa pikir panjang langsung memutuskan ingin bergabung juga ke kelompok pembunuh bayaran tersebut. Bukan tanpa alasan, sahabatnya itu hanya ingin lebih dekat dengan gadis yang sudah berhasil mengusik pikirannya.

Ya, siapa lagi kalau bukan Kirei.

Gadis itu benar-benar membuat Davin gila karena terus memikirkannya. Setidaknya dengan bergabung di Psycho Elite, ia jadi bisa lebih dekat dengan gadis itu. Lagipula, siapa yang akan menolak seseorang sepertinya?

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang