66 ☠ Plan and First Step

31 1 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Arial saat ini tengah rebahan manja di atas sofa empuk yang berada di ruang tamu rumahnya. Sudah sedari semalam ia menginap di rumahnya dan belum kembali ke apartemen mewahnya. Terlalu malas berkendara, itulah alasannya. Di rumah sebesar ini, pemuda itu seringkali merasa sendirian.

Wajar saja, karena ia adalah salah satu keturunan Albercio. Salah satu klan mafia yang mempertanggungjawabkan dirinya untuk melindungi klan mafia lainnya dan melawan salah satu klan gangster yang sampai sekarang menjadi musuhnya.

Yehezkiel.

Arial sangat membenci nama keluarga itu. Karena keluarga itulah ia tidak bisa hidup bebas seperti anak pada umumnya selama 19 tahun hidupnya. Keluarga Albercio harus terus hidup dengan bersembunyi dari dunia untuk waktu yang lama.

Ting tong!

Suara bel rumah membuat Arial tersentak dari lamunan. Pemuda itu langsung menuju pintu dan membukanya. Seketika keningnya berkerut saat melihat sang kakak datang dengan seorang laki-laki muda yang tidak dikenalinya.

"Yo, Arial. Di mana Ayah?" tanya Zevin sembari melepaskan sepatunya dan meletakkan alas kaki itu di rak khusus.

"Di ruangannya. Btw dia siapa, Bang?" tanya Arial yang begitu penasaran akan sosok laki-laki yang sepertinya seumuran dengan sang kakak.

"Arkenzo Callisto."

Jawaban Zevin membuat Arial membulatkan netranya dengan sempurna. "Dia Kakaknya Kirei?!" pekiknya terkejut.

Zevin mengangguk. "Ini Adikku, Ken. Arial Giovandra. Usianya berbeda satu tahun di bawah Kirei," jelasnya singkat dan diangguki oleh Arkenzo. "Ayo masuk, aku mau membersihkan diri terlebih dahulu. Arial, tolong temani Ken mengobrol, ya."

Arial hanya mengangguk-angguk saja dengan ekspresi yang masih nampak terkejut sembari menatap Arkenzo dengan intens. Yang ditatap seperti itu tentu saja langsung menyernyit tak suka dan mendaratkan telapak tangan besarnya pada wajah Arial.

"Berhentilah menatapku seperti itu." Ken langsung mendudukkan diri di sofa, menyenderkan punggung, dan memejamkan matanya.

"Hehe, ya maaf Bang. Nggak nyangka aja gue bisa ketemu langsung sama lo," tutur Arial yang spontan membuat Ken membuka kedua kelopak matanya dan menatap adik dari sahabatnya itu dengan satu alis terangkat.

Seolah mengerti dengan tatapan bertanya laki-laki di depannya, Arial segera melanjutkan kalimatnya. "Bang Zev udah sering ceritain tentang lo ke gue. Tentang Kirei yang ternyata punya Kakak laki-laki, yaitu lo. Juga tentang perselisihan yang terjadi di antara keluarga kita dan Keluarga Yehezkiel."

Arkenzo menghela napas sebelum mengubah posisi duduknya menjadi tegap, tidak menyender pada punggung sofa lagi. "Aku baru mengetahui fakta itu di usiaku yang ke 15 tahun, Arial. Mereka menyembunyikannya dengan rapi selama bertahun-tahun. Sejak saat itu aku mencoba keluar dari cengkraman Byzarvilous Yehezkiel dan keluarganya."

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang