55 ☠ Exam Simulation Period

26 5 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Masalah ini mending kita skip dulu, minggu ini kan ada ujian. Gue mau kita fokus ke ujian dulu, nilai kita dipertaruhkan di ujian kali ini."

Kirei mengingat perkataan Reynand sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing tadi sore. Memang benar, besok, dan beberapa hari-hari setelahnya mereka memang disibukkan dengan ujian. Lebih tepatnya simulasi ujian untuk menghadapi ujian tengah semester bulan depan. Ia sendiri pun harus fokus mengejar target nilainya untuk ujian kali ini. Meskipun banyak hal yang mengganggu pikirannya, ia tetap tidak ingin nilainya menurun.

Buat Kirei, nilai itu segala-galanya. Mamanya juga selalu menerapkan prinsip itu sedari ia kecil. Karena orang lain tidak akan peduli dengan usaha atau proses yang dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut. Orang lain hanya peduli terhadap hasilnya, tidak dengan prosesnya.

"Hah ..." Gadis yang tengah duduk di balkon kamar sambil memegang sebuah buku itu lagi-lagi menghela napas beratnya. Padahal udara malam sedang dingin, tapi Kirei mengabaikan hal itu. "Kangen Mama sama Papa," lirihnya disela-sela kegiatannya menatap langit bertabur bintang di atas sana.

Seringkali ia merasa kesepian seperti ini saat malam hari. Biasanya ada sang papa yang akan menemaninya tidur jika ia merasa kesepian.

Tok, tok, tok!

"Kirei, apa kamu sudah tidur?"

Kirei mengerutkan keningnya sebentar kala suara ketokan pintu dan suara sang bodyguard terdengar di telinganya. "Masuk aja, Kak! Nggak dikunci, kok!"

Ceklek!

Enzo akhirnya masuk setelah dipersilakan masuk oleh sang pemilik kamar. Laki-laki itu membawa dua cangkir cokelat panas dan memberikan salah satunya pada gadis yang masih tidak bergeming dari tempatnya tersebut.

"Ternyata benar dugaan, Kakak. Kamu belum tidur," ucap Enzo setelah gelas tersebut beralih ke tangan Kirei.

"Makasih ya, Kak." Kirei tersenyum lembut setelah menerima pemberian laki-laki itu. "Aku lagi nggak bisa tidur. Ada beberapa materi yang belum aku baca juga di sini," ujar Kirei sambil menepuk-nepuk sampul bukunya.

"Ah, iya. Besok kamu ujian, ya?" tanya Enzo yang terdengar terkejut, seolah baru mengetahui akan informasi yang diterimanya. Padahal Kirei ingat kalau ia sudah memberitahu bodyguardnya ini tadi pagi.

"Iya, simulasi buat UTS bulan depan." Kirei melirik Kak Enzo dari sudut matanya. Seketika ia teringat dengan percakapan dirinya dan Byza tadi siang, juga foto dirinya ketika masih bayi yang ia temukan di kamar laki-laki itu. Sampai sekarang, ia memang belum menanyakannya secara langsung pada Kak Enzo.

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang