43 ☠ One by One the Secrets Began to Unfold

45 5 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pagi ini berbeda seperti pagi-pagi sebelumnya. Setelah sekian minggu berpacaran, Geovan akhirnya mau menjemputnya ke rumah untuk berangkat ke kampus bersama. Liandra mengembangkan senyumnya saat menatap pantulan dirinya di depan cermin rias yang ada di kamarnya tersebut. Gadis itu sudah siap dengan almamater khas Universitas Bangsa Buana yang melekat di badan rampingnya.

Setelah memastikan penampilannya sudah sempurna, Liandra bergegas mengambil tas miliknya dan turun ke lantai bawah untuk sarapan. Sesekali ia juga mengecek ponselnya untuk mengetahui sudah sampai manakah sang kekasih sekarang. Mengingat jarak apartemen Geovan dan rumahnya yang terlampau jauh, semoga saja mereka tidak terlambat ke kampus karena Geovan harus menjemputnya terlebih dahulu.

Ting!

Liandra membuka ponselnya dan langsung tersenyum karena itu dari Geovan, laki-laki itu mengatakan kalau ia sudah berada di depan rumahnya. Dengan sedikit terburu-buru, Liandra segera menghabiskan susunya dan berpamitan kepada sang ibunda, Leona. Sementara sang ayah, beliau sudah berangkat sejak pagi-pagi sekali karena ada yang harus diurus di kantornya.

"Bun, Lia berangkat dulu ya?" tuturnya sembari mencium punggung tangan sang ibunda.

"Iya, sayang. Hati-hati di jalan, ya. Sama Geovan, 'kan?"

Liandra mengangguk disertai senyum manisnya. "Iya, Bun. Aku sama Geovan."

Leona ikut tersenyum melihat kegembiraan putrinya, tapi senyuman itu luntur dan berganti dengan raut wajah serius. "Kamu belum juga ngasih tau Kirei soal hubungan kamu sama Geovan?" tanyanya yang membuat Lia langsung membeku di tempat.

"Bun, Geovan itu pacar aku. Kirei emang sahabat masa kecil aku, tapi dia juga nggak harus tau semua urusan aku, 'kan?" Lia menjawab tanpa menoleh pada sang ibunda. Gadis itu diam-diam menggigit bibirnya dan hatinya kembali merasa bersalah karena sudah menyembunyikan hal ini dari Kirei. "Lagian Kirei juga nggak pernah nanya soal aku sama Geovan, 'kan? Jadi untuk apa aku ngasih tau dia?"

"Lia, Bunda cuma nggak mau Kirei salah paham sama kamu, Nak. Kalian itu sahabat dari kecil, Bunda cuma nggak mau kalian bertengkar hanya karena masalah cowok."

"Bun! Anak Bunda itu aku atau Kirei, sih?! Belain aja dia terus!" sentak Lia yang langsung menyambar tasnya dan berlalu keluar rumah dengan cepat. Gadis itu sepertinya sangat kesal sampai tak menyadari kalau ia baru saja meninggikan suara pada sang ibunda.

Brak!

Leona mengelus dadanya sabar melihat sang anak yang terlampau emosi jadinya. Padahal ia hanya ingin anaknya itu jujur pada Kirei. Toh, ia yakin kalau Kirei tidak akan marah apabila ia jujur. Kirei juga pasti punya alasan sendiri kenapa ia sangat menentang Lia berdekatan dengan Geovan dan mengatakan kalau laki-laki itu adalah anak yang sangat berbahaya.

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang