39 ☠ Me Time and Healing is Important

53 7 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Jadi bukan karena lo marah sama gue soal Geovan?"

Liandra mendelik dan spontan memutar bola matanya dengan malas. "Ya kagaklah, anjir. Yang bener aja gue marah cuma karena lo bilang suruh jauhin dia," jawab Liandra.

Saat ini keduanya ada di dalam kamar dari gadis bernama lengkap Liandra Zahara itu. Kirei asik rebahan di ranjang sahabat masa kecilnya tersebut, sementara Lia tengah duduk di kursi meja belajarnya untuk mengerjakan tugas kuliahnya.

"Ohh, kirain gue lo marah karena gue ngelarang lo deket-deket Geovan," ungkap Kirei. Gadis itu memainkan ponselnya sembari senyum-senyum tidak jelas. Entah apa yang tengah dilakukannya.

"Kagak. Lagian meskipun lo larang, kalo guenya nggak bakal dengerin kan sama aja. Gue bakal tetep deketin dia."

Mendengar pengakuan Lia yang blak-blakan itu spontan membuat Kirei terbangun dari acara rebahannya dan menatap punggung sahabatnya itu dengan netra memicing. "Lo udah sesuka itu sama dia?" tanyanya.

"Yup!" Liandra berbalik dan mengedipkan sebelah matanya. "Pesona dia terlalu kuat untuk dilewatkan," ucapnya dengan dramatis. Gadis itu terkekeh geli saat melihat raut wajah Kirei yang seolah jijik dengan ucapannya barusan. "Lagipula ya, Rei ... kenapa sih lo ngelarang gue deketin dia?"

Kirei sedikit terkesiap dengan pertanyaan Liandra yang tiba-tiba, gadis itu tersenyum kaku dan menggelengkan kepalanya. "Dia terlalu berbahaya buat lo," tutur Kirei tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang maksud perkataannya.

Lia sendiri hanya menatap sahabat masa kecilnya itu dengan heran. "Berbahaya gimana coba," gumamnya yang masih dapat didengar oleh Kirei. Namun gadis itu memilih bungkam dan kembali fokus pada ponselnya, membiarkan Lia berkutat dengan tugas kuliahnya.

Lama mereka seperti itu hingga jam menunjukkan pukul lima sore. Liandra bahkan baru menyadari kalau Kirei ketiduran di atas ranjangnya. Gadis yang memang pada dasarnya memiliki sifat yang jahil itu mulai memotret posisi tidur Kirei yang tidak elite, kedua tangan dan kaki terbuka lebar dengan mulu menganga. Beruntung saja Kirei tidak sampai meneteskan air liurnya, kalau iya sudah dipastikan Lia akan mengusirnya sekarang juga karena menodai kasur kesayangannya.

"Ngakak banget, haha. Gue girim ke Geovan, ah." Liandra yang memang saat itu sedang chattingan dengan Geovan langsung mengirimkan foto aib Kirei itu ke laki-laki tersebut.

Ting!

Satu notifikasi langsung masuk ke dalam ponselnya, dan Lia buru-buru membukanya. Gadis itu spontan tertawa terbahak-bahak melihat jawaban Geovan yang terlampau lucu menurutnya.

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang