•
•
•Kini Geovan, Cavin, Anam, dan Vino sudah siap di posisinya masing-masing. Mereka akan berangkat terlebih dulu ke lokasi, kemudian disusul oleh Caldera, Adimas, dan Dennata. Ya, sesuai rencana semalam. Mereka akan ke markas orang-orang yang telah menculik Dennata untuk mencari tahu akar permasalahannya. Mereka akan kembali ke tempat di mana Dennata disekap kemarin.
"Kalian udah siap?" aba-aba Cavin yang diangguki oleh teman-temannya dengan mantap. "Oke, kita berangkat sekarang."
Masing-masing dari mereka menutup kaca helm full face mereka dalam waktu bersamaan, lalu menjalankan motor mereka dan satu per satu keluar dari area parkir Universitas Bangsa Buana dengan teratur. Banyak yang menatap keenam laki-laki itu dengan netra berbinar-binar, siapa lagi kalau bukan para mahasiswi. Akan tetapi, ada juga yang iri saat melihat Dennata yang berada di boncengan Caldera.
Hei, siapa sih yang tidak kenal dengan mereka? Geovan dan Caldera yang merupakan pasangan Ketua dan Wakil Ketua BEM, lalu Cavin, Vino, Anam, dan Adimas yang merupakan tim inti basket di kampus mereka. Siapapun pasti akan rela dan betah berlama-lama memandang sekumpulan laki-laki tampan dan berprestasi itu. Apalagi si Vino yang merupakan anggota termuda dan termanis menurut penilaian para mahasiswi.
"Hah ... rasa-rasanya gue jadi ikut penasaran. Ke mana mereka akan pergi?" gumam Liandra yang memang tanpa sengaja melihat kepergian rombongan mereka dari koridor kelas terakhirnya yang memang dekat dengan parkiran tersebut. Gadis yang masih menenteng beberapa makalah di tangan kirinya itu langsung berjalan dengan pikiran yang sudah melanglang buana.
Sementara di sisi lain, Renata pun demikian. Ia melihat dan juga mendengar gumaman Liandra barusan. Ia yang niatnya memang mau menghampiri gadis itu jadi diurungkannya setelah dibuat terdiam oleh kalimat penuh rasa penasaran dari bibir gadis itu. "Tuh anak apaan, sih? Kepo banget sama urusan orang," gerutu Renata yang kini masih memandang punggung Liandra yang sudah menjauh dari jangkauannya.
Yahh, kita memang tidak akan bisa tahu bagaimana pemikiran orang jika mereka tidak mengatakannya. Namun tak semua juga harus dikatakan, terkadang sesuatu justru tidak boleh dikatakan dan lebih baik dipendam untuk disimpan sendiri.
☠☠☠
Suasana sepi dan sedikit mencekam menyambut Geovan dan kawan-kawan. Tempat itu benar-benar sepi seolah sudah tak berpenghuni lagi. Kerusakan yang mereka buat kemarin akibat efek dari perkelahian juga masih ada. Namun ada sesuatu yang ditinggalkan di pintu masuk yang begitu menarik perhatian Geovan dan lainnya.
Sebuah amplop coklat berisi berkas dan data-data dari seorang gadis yang sangat mereka kenal, Febrina Callista Kirei. Beserta sebuah kertas ancaman yang ditulis menggunakan darah. "JAUHI DIA, MAKA KAU DAN TEMAN-TEMANMU AKAN SELAMAT, AXEL GEOVAN."
Keenam laki-laki dan satu perempuan itu saling tatap. Mereka kini semakin penasaran dengan orang-orang itu. Terlebih ini ada hubungannya dengan Kirei, si cantik dari Garuda Asa sekaligus sahabat Geovan. Batin Geovan mulai bertanya-tanya tentang siapa Kirei sebenarnya. Kenapa banyak hal misterius yang berhubungan dengan gadis itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ELITE ✔
Mistério / Suspense[𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏] Genre : Mystery / Thriller - Drama Tema : Psychopath ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Psycho Eli...