•
•
•"Apa lagi, Pak Tua?" Geovan memutar bola matanya dengan malas. Menghadapi pak tua di depannya membuat ia harus ekstra sabar dan tidak boleh terpancing emosi. "Aku tidak punya banyak waktu," desis Geovan saat pria paruh baya yang tengah duduk di kursi kebesarannya itu justru tengah tertawa mengejek padanya.
"Tenanglah, Geovan. Kenapa kau tidak duduk terlebih dahulu dan manjakan dirimu dengan secangkir kopi, hm?" Pria paruh baya tersebut bangkit dari duduknya dan berjalan tegas ke tempat Geovan berdiri. Ia menyodorkan secangkir kopi yang masih mengepul pada laki-laki yang tengah mendengkus kesal itu.
Geovan menerimanya dengan hati-hati, dipandanginya cairan berwarna hitam pekat itu dengan penuh selidik. "Anda tidak memasukkan racun ke dalamnya, 'kan?"
Pria paruh baya itu tertawa terbahak-bahak begitu mendengar penuturan laki-laki muda di depannya. "Hahaha, tentu saja tidak. Kau masih sangat berguna untukku, Geovan."
Diam-diam Geovan mengumpat dalam hati. Pak tua di depannya ini bahkan dengan terang-terangan mengatakan kalau dirinya hanyalah alat untuk pembalasan dendamnya yang entah untuk siapa. Jika saja semua ini bukan untuk pengobatan Alexya, sudah sedari lama ia akan keluar dari pekerjaan menjijikkan ini.
"Bisa saja Anda memang ingin membunuh saya dengan meracuni saya lewat kopi ini," cibir Geovan yang kemudian mulai menyeruput cairan hitam pekat itu dengan perlahan. Rasa hangat dan pahitnya kopi tersebut terasa begitu melegakan kerongkongannya.
"Hahaha, jangan berburuk sangka seperti itu." Geovan memerhatikan tiap gerakan pria paruh baya di depannya ini dengan waswas. Suasana mulai tegang saat pria di depannya ini menunjukkan wajah seriusnya. "Kenapa sampai sekarang kau belum memberitahuku terkait misimu untuk membunuh kedua pasangan suami-istri itu?" tanyanya.
Deg!
Netra Geovan spontan terbelalak lebar dan hampir saja ia tersedak cairan panas dari kopi yang diminumnya jika ia tidak mengendalikan diri. Geovan berdehem sebentar seraya meletakkan cangkir yang sudah kosong itu di atas nakas yang berada di sudut ruangan tersebut. Lidahnya tiba-tiba terasa kelu saat sang atasan menanyakan perihal misi itu.
"Ada apa, Geovan? Apakah pertanyaanku begitu sulit untuk kau jawab?" Tanpa Geovan ketahui, seringai remeh terbit di bibir pria paruh baya yang merupakan bosnya tersebut. Orang yang membuat laki-laki itu harus melakukan perbuatan keji demi membalas budi pada pria paruh baya itu.
"Saya tidak sempat melakukannya, kedua pasangan suami-istri itu sudah tewas lebih dulu ketika saya sampai di sana." Geovan memijit sedikit bagian pelipisnya sejenak. "Sepertinya ada orang lain yang mengincar keduanya."
Seringai dari pria paruh baya yang memakai setelan santainya itu semakin melebar. "Ahh, ini semakin menarik."
☠☠☠
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ELITE ✔
Mystery / Thriller[𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏] Genre : Mystery / Thriller - Drama Tema : Psychopath ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Psycho Eli...