45 ☠ The New Member : Nathan

44 4 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dua gadis cantik yang usianya terpaut satu tahun itu duduk saling berhadapan di suatu kafetaria yang terletak di tengah kota. Keduanya memilih meja pelanggan yang berada di pojok agar bisa menikmati pemandangan jalan raya pada sore hari itu. Rona jingga mulai memenuhi langit, tapi sejak lima belas menit yang lalu, kedua gadis itu masih belum membuka suara sama sekali. Bahkan ice cream yang mereka pesan sudah mulai mencair.

"Hah ..." Helaan napas terdengar dari gadis yang memakai kemeja putih dan rok abu-abu bergradasi merah tersebut. Sementara sang gadis dengan celana cokelat dan blazer hitam yang menutupi kemeja dengan warna senada yang ada di depannya itu hanya menaikkan sebelah alis bertanya.

"Gue nggak tau harus ngejelasin apa sama lo, Rei." Gadis dengan rok abu-abu bergradasi merah itu mulai berujar. "Lo tau sendiri kan kalo gue pernah cerita selama beberapa bulan terakhir kalo Geovan sering minta tolong gue buat gantiin dia jengukin Alexya?" Kirei, gadis dengan blazer hitam itu mengangguk, membenarkan perkataan Dennata. "Tapi ini udah bener-bener keterlaluan, Rei!"

Dennata masih melanjutkan ceritanya dengan amarah yang menggebu-gebu. Kirei tahu kalau kakak tingkatnya ini sudah sangat tersakiti karena Geovan tak pernah membalas perasaan sukanya, dan sekarang laki-laki itu malah berpacaran dengan sahabat masa kecilnya di atas hubungannya yang lain bersama sang kekasih yang tengah koma di rumah sakit, Alexya.

"Jadi Kakak maunya gimana?" tanya Kirei setelah lama terdiam untuk menyimak semua unek-unek Dennata. Gadis itu menyendok ice cream cokelat di depannya dan mulai memasukkannya ke dalam mulut. Rasa manis dan pahit dari cokelat langsung menyapa indra pengecapnya.

Dennata kembali mendesah frustasi dan sedikit mengacak rambutnya. Tatapan gadis itu jatuh pada rintik-rintik air hujan yang mulai turun membasahi jendela kafetaria, seolah ikut merasakan sedih dan kecewa sepertinya. "Gue pengen dia nyesel udah main-main sama perasaan cewek, terutama Alexya. Asli Rei, Alexya punya peran yang cukup penting di hidup gue. Gue cuma nggak tega sama dia yang malah diselingkuhi sama Geovan dalam keadaannya yang masih koma."

"Kak Alexya koma, kita nggak tau kapan dia akan bangun. Begitupun yang ada di pikiran Geovan, Kak Denna. Jadi dia memilih menerima perasaan Liandra yang akhir-akhir ini sering menemani harinya." Kirei hanya mencoba menjelaskan pada Dennata lewat sudut pandang Geovan. Ia hanya tidak ingin Dennata salah langkah karena terlalu membenci Geovan nantinya. Meskipun, ia sendiri juga tidak yakin apa ia bisa menahan diri setelah mendengar semua ini.

"Rei! Kalaupun dia emang udah nyerah sama perasaannya buat Alexya, harusnya nggak gini caranya!" Air mata yang sedari tadi memang sudah menggenang di pelupuk mata Dennata akhirnya jatuh. Menganak sungai di sekitar pipi gadis itu yang tampak memerah. "Alexya udah nggak punya siapa-siapa lagi, Rei. Dia anak yatim-piatu, dia cuma punya Geovan yang bisa jaga dia. Dia juga punya gue yang dengan nggak tau dirinya juga malah suka sama pacarnya itu!"

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang