Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"Hah, capek banget hari ini."
Kirei yang baru saja sampai di rumah, langsung merebahkan diri di atas ranjang kesayangannya. Netranya ia tutup rapat-rapat. Tadi di kampus ada kerja bakti, jadi tidak ada matkul hari ini.
Namun, bukan itu yang menjadi beban pikiran Kirei sekarang. Ini perihal obrolan salah satu teman sekelasnya yang entah kenapa begitu mengusik keingintahuannya.
"Apakau tau Perumahan Persona Millenia?"
"Ohh, yang perumahan elite itu, ya? Tau kok, memangnyakenapa?"
"Ada beritakalaubeberapawarga di sana menemukanmayatmanusia yang semuatubuhnyasudahtermutilasi."
"Hah? Yang bener aja lo, jangannyebar hoax."
"Ck, gueserius. Polisimasihnyelidikinkejadianitu. Gueherandeh, kok ada orang setegaitu. Punya dendam kali ya sama korbannya?"
Kirei jelas-jelas tahu kalau perumahan yang disebut mereka tadi adalah tempat rumah tua di mana Geovan tinggal. Bukan itu saja, ia kalau pulang dari rumah Reynand juga selalu melewati perumahan tersebut. Terakhir saat dirinya menemukan potongan daging manusia di tempat pembuangan sampah, itu juga di daerah perumahan tersebut.
"Ada apa ini sebenarnya?"
"Apakah semua itu berhubungan? Tapi, nggak mungkin Geovan adalah pembunuhnya, 'kan? Maksud gue, dia terlihat normal. Eum, memang dia agak misterius sih."
"Apa nanti malam gue kunjungi dia aja, ya? Tapi nanti gue dikira kepo lagi." Kirei merengut sebelum kembali berujar. "Eh, tapi gue emang kepo sih."
"Argh! Tau, ah!"
Kirei mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Gadis itu beranjak bangun menuju kamar mandi, ia ingin membersihkan diri sebelum bersantai ria. Ia mungkin akan berendam sejenak, sekalian menenangkan pikiran. Kejadian yang dialami beberapa waktu terakhir cukup membuatnya kepikiran.
