76 ☠ The Final Truth

41 3 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Apa maksud perkataan Anda barusan, Mr. Zarv?"

Arkenzo spontan membulatkan netranya saat mendapati keberadaan sang adik yang tak terduga. "K-kirei, ini nggak seperti apa yang kamu dengar."

"Cukup, Kak!"

"Udah cukup sandiwaranya!"

"Brengsek kalian semua!"

"Kalian itu sebenarnya manusia apa iblis, hah?!"

Napas Kirei memburu, berikut air matanya yang meluruh tanpa diminta. Siapapun yang melihat tangisan gadis malang itu pasti ikutan sesak dibuatnya.

"Kirei, Kakak bisa jelaskan."

"Aku bilang cukup, Kak! Aku tidak mengenalmu! Kau bukan Kakakku!"

Byzarvilous dan Vador diam-diam menarik kedua sudut bibirnya saat melihat pemandangan di depan mereka. Karena terdengar keributan, beberapa polisi kemudian dengan sigap datang ke sumber suara untuk memeriksa.

"Ada apa ini?!"

"Kalian pembunuh! Kalian iblis!"

Kirei masih saja berteriak sembari menunjuk-nunjuk atensi ketiga laki-laki berbeda usia itu dengan netra penuh kebencian. Gadis itu sampai harus ditenangkan oleh beberapa orang polisi karena terus berteriak dan memberontak.

"Lepaskan! Yang seharusnya kalian tangkap itu mereka!"

"Mereka yang telah membunuh orang tuaku!"

"Lepaskan!"

Sret!

Jleb!

Jarum suntik berisi cairan penenang itu terpaksa mereka berikan pada sang gadis yang kini sudah terkulai lemas dalam pelukan sang kakak yang sigap menopang tubuhnya.

"Maaf, kami harus membiusnya supaya tenang." Salah satu pihak polisi berujar. "Bawa Mr. Byzarvilous dan Mr. Vador kembali ke dalam jeruji, dan untuk Anda Mr. Arkenzo, Anda harus jelaskan semuanya setelah ini."

"Baik."

Ken tahu bahwa inilah saatnya. Ia tidak bisa bersembunyi dan hidup dalam rasa bersalah terus-menerus. Ia harus bertanggung jawab dengan hal yang telah ia perbuat.

Maafkan Kakak, Rei ...

☠☠☠

Berita mengenai terungkapnya pembunuh Melisa dan Melvino Callsey menyebar dengan cepat kepada seluruh awak media seperti virus. Rumah Keluarga D'Calls bahkan sudah penuh dengan para pemburu berita yang datang sedari pagi buta untuk menggali informasi secara akurat. Om Jhovando dan Om Sean sampai harus turun tangan menangani masalah ini.

Sementara Kirei saat ini tengah berada di salah satu villa milik keluarga yang tempatnya cukup jauh dari perkotaan. Gadis itu bersama Tante Jessica, Tante Amber, Jeselyn, dan Bi Yanti yang senantiasa ada di sampingnya. Tidak lupa juga Bi Siti dan Mbak Vivi yang rela meninggalkan Kak Alexya di salah satu mansion Keluarga D'Calls yang lain hanya untuk menemani dan menenangkan Kirei.

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang