16 ☠ Anxiety About Anger

130 27 43
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Di sinilah keduanya sekarang, Rumah Sakit Pelita Harapan. Lebih tepatnya di sebuah kamar VIP yang memang dipesan khusus oleh Geovan untuk Alexya. Dennata dan Geovan berdiri di samping kanan kiri ranjang di mana seorang gadis cantik terbaring lemah di atasnya.

Napas gadis itu sangat teratur, kondisinya juga sangat stabil. Namun hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda kalau gadis itu akan sadar dari komanya.

Bahkan ini sudah setahun sejak kejadian itu. Penyesalan yang Geovan rasakan tidak bisa membuat hidupnya tenang selama setahun terakhir. Hal yang bisa dilakukannya untuk Alexya hanyalah tetap berada di samping gadis itu apapun yang terjadi.

Dennata tahu betul bagaimana perasaan Geovan terhadap Alexya. Sekeras apapun dia berusaha agar Geovan berpaling padanya, itu tidak akan berhasil karena rasa cinta dan penyesalan Geovan pada Alexya begitu besar. Dennata sangat paham bagaimana posisinya yang hanya sebatas sahabat dan sekretaris dari pemuda itu.

"Kapan lo bakalan sadar, Lexya? Nih si Geovan galau mulu tau gara-gara nungguin lo yang nggak bangun-bangun!"

Geovan memandang gadis yang dicintainya itu dengan sendu. Jari-jarinya mengelus permukaan telapak tangan kanan Alexya yang masih tertidur itu. Bahkan ejekan yang baru saja dilontarkan Dennata untuknya tak membuatnya goyah barang sedikitpun.

Beberapa kali helaan napas terdengar dari mulut Geovan. Laki-laki itu menatap Dennata yang masih memerhatikannya. "Beliin gue makanan dong, laper nih," pintanya.

Dennata mengangguk dan mengulurkan tangannya meminta uang. Geovan langsung memberikan dua lembar uang pecahan lima puluh ribuan. Setelahnya, Dennata langsung keluar dari kamar rawat Alexya dan mencari makanan untuk Geovan juga dirinya. Ia tahu kalau Geovan sedang ingin sendiri dengan Alexya, makanya laki-laki itu memintanya membeli makanan.

Pandangan Dennata sedikit meredup, ia memegang bagian dadanya yang terasa sesak hingga setetes air jatuh dari pelupuk matanya. Dennata mengusapnya dengan cepat. Ia tidak ingin menangisi seseorang yang tidak pernah ada rasa untuknya. Geovan berhak menentukan untuk siapa perasaannya akan berlabuh, yang pasti bukan untuknya.

"Semangat, Dennata! Lo pasti bisa dapetin cowok yang lebih baik daripada Geovan!"

Senyuman Dennata mengembang, ia mendongak melihat birunya langit pada siang hari itu. Langit yang terang tidak membuatnya kepanasan karena angin sepoi-sepoi telah mendinginkan dirinya beserta perasaannya.

"Mang, mie ayamnya dua porsi ya. Dibungkus aja."

"Siap, Neng! Ditunggu 10 menit, ya!"

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang