26 ☠ One Week Later - A Parcel

124 52 55
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seminggu sudah berlalu sejak malam itu. Malam di mana Reynand memutuskan untuk membantu Kirei membalaskan dendamnya dengan belajar pada Geovan. Juga malam di mana semuanya sudah diketahui secara jelas oleh Geovan, bahwa Melisa Callsey dan Melvino Callsey─yang sempat menjadi targetnya─ternyata adalah orang tua Kirei.

Malam itu, Geovan benar-benar merasa terpukul dan bersalah pada gadis itu. Bagaimanapun, Kirei sudah begitu baik padanya meski tingkah gadis itu sangat menyebalkan dan terkadang menjadi bossy. Namun karena hal itulah yang akhirnya membuat Geovan memutuskan akan benar-benar membantu Kirei untuk membalaskan dendamnya pada pembunuh kedua orang tua gadis itu.

Untuk itu, di sinilah Geovan berada sekarang. Suatu bangunan kumuh yang menjadi titik berkumpulnya ia, Reynand, Kirei, dan Byza.

Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa Byza juga ikut terlibat, bukan? Karena gadis itu sudah bertekad akan turut membantu Kirei, sahabatnya. Byza sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan Kirei sendiri lagi. Ia tidak peduli akan tindakan yang mereka lakukan untuk balas dendam. Asal bisa membantu sahabatnya, itu tidak masalah baginya.

Geovan melirik jam tangan hitam di pergelangan tangannya. Masih tersisa 15 menit lagi sebelum jam yang ditentukan. Laki-laki yang tidak pernah absen dengan hoodie hitamnya itu mengeluarkan rokok dan korek api dari saku celananya. Mengapit ujung batang rokok itu di sela-sela bibirnya dan menyalakan ujung satunya dengan korek api. Seketika asap dan aroma khas rokok memenuhi ruangan kumuh tersebut.

Tempat ini begitu kumuh dengan banyaknya debu dan sarang laba-laba di sekitarnya. Cat dindingnya pun banyak yang sudah mengelupas beserta lantai beton yang berlubang di sana-sini. Geovan menghela napasnya saat pikirannya kembali melayang pada malam itu.

"Gue benar-benar nggak nyangka kalau dunia sesempit ini," lirih laki-laki itu sembari memijit pelipisnya. Namun itu hanya terjadi beberapa detik karena Geovan mengingat satu hal penting.

"Tunggu, kalau Kirei anak dari mereka berdua ... lantas siapa Arkenzo Callisto? Kakaknya?" Geovan mengangguk-anggukkan kepalanya sembari mengelus-ngelus dagunya berpikir. "Ya, bisa jadi sih ... tapi, apakah Kirei tau tentang hal ini?"

Klak!

Tap, tap, tap.

Geovan mengalihkan pandangannya ke sumber suara dengan cepat. Sudut bibirnya terangkat ke atas, memasang senyum sinis saat melihat keberadaan Reynand, Kirei, dan Byza yang baru saja datang. Ketiganya memakai baju kasual yang cukup sederhana dengan sebuah koper hitam besar di tangan Kirei yang entah apa isinya.

"Dateng juga lo pada."

Kirei terkekeh dan menyeringai senang. "Ya kali gue nggak dateng di hari latihan pertama gue," tutur gadis pemilik lesung pipi itu sembari meletakkan koper hitam tersebut di depannya.

PSYCHO ELITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang