•
•
•Sejak Enzo menginjakkan kaki di rumah ini, Kirei tak pernah penasaran sama sekali tentang asal-usul bodyguardnya tersebut. Akan tetapi, laki-laki itu tanpa sengaja berhasil membangkitkan sisi penasarannya saat menemukan sebuah foto bayi yang sangat mirip seperti dirinya ketika masih kecil di kamar laki-laki tersebut. Tepatnya foto itu diselipkan di antara kaca dan bingkai kaca yang ada di kamar bodyguardnya tersebut.
Yang lebih mengejutkannya lagi, foto itu memanglah dirinya. Potret dirinya saat masih bayi. Karena saat ia mengambil foto itu dari kaca dan membaliknya, ada tulisan namanya di sana. Kirei juga tidak mungkin salah mengenali tulisan tangan itu. Tulisan tangan di balik foto itu adalah tulisan sang mama. Ya, tulisan tangan milik Melisa Callsey.
Kirei jelas keheranan, kenapa Enzo bisa memiliki foto dirinya saat masih bayi, dan kenapa foto itu harus dipajang di sudut kaca?
"Keknya ada yang nggak beres, nih."
Kirei ingat betul kalau ia tidak punya foto bayi dengan posisi terlentang dan tersenyum lebar di atas meja seperti foto itu. Ia kan juga suka melihat album-album lama tentang dirinya dan keluarganya, dan sungguh ... tidak ada fotonya ketika bayi dengan posisi yang seperti itu. Akan tetapi, ia sangatlah yakin kalau itu memang dirinya.
Tadinya ia berniat membangunkan sang bodyguard dan memintanya untuk mengantarkan dirinya ke kampus, tapi saat ia sudah di kamar laki-laki itu ... ia tidak menemukan si pemilik kamar, malah foto ini yang ia temukan di sudut kaca milik sang bodyguard. Kirei pun juga tidak tahu ke mana perginya Enzo sepagi ini, karena belum ada kabar dari laki-laki itu sampai sekarang. Bisa jadi sang bodyguard memang ada kuliah pagi hari ini.
"Duh, gue tanyain ntar ajalah!" Kirei buru-buru meletakkan kembali foto itu pada tempatnya dan keluar dari kamar Enzo. "Terpaksa gue minta anter Mang Asep lagi hari ini," gumamnya kemudian. Kirei sebenarnya tidak tega, karena sopir keluarganya itu sedang sakit. Apalagi Mang Asep tidak ikut makan malam bersama semalam karena merasa tidak enak badan.
"Mau pesen ojek, tapi waktunya mepet banget." Gadis itu terus menggumam sembari berlari kecil ke arah rumah belakang. Kirei yang sudah lengkap dengan setelan kuliahnya itu langsung berteriak memanggil Mang Asep, tapi yang keluar malah Bi Yanti.
"Loh?! Nona kok belum berangkat ke kampus?!" tanya Bi Yanti yang terkejut saat mendapati nona mudanya ada di depan gerbang rumah belakang khusus para pekerja tersebut. "Nak Enzo ke mana?"
"Itu dia, Bibi. Kak Enzo nggak ada di kamarnya, kayaknya dia ada kuliah pagi deh." Kirei sangat gelisah sekarang, ia benar-benar takut terlambat. "Bibi bisa panggilin Mang Asep, nggak? Apakah dia masih sakit?" pinta Kirei kemudian.
"Waduh, Non. Mang Asep baru aja tidur setelah Bibi suruh minum obat tadi, badannya masih panas."
Netra Kirei langsung berkaca-kaca. "Terus Kirei gimana, dong? Aaaaa, nggak mau telat," rengek gadis yang sudah siap menumpahkan air matanya itu. Kirei bukannya tidak bisa mengendarai mobil, tapi ia tidak suka jika membawa mobil ke kampus. Itulah kenapa ia lebih suka diantar atau memilih naik sepeda polygon putih miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ELITE ✔
Mystery / Thriller[𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏] Genre : Mystery / Thriller - Drama Tema : Psychopath ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Psycho Eli...