Arino

393 56 19
                                    

Warning : beberapa menggunakan bahasa daerah dan umpatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning : beberapa menggunakan bahasa daerah dan umpatan. Jika tidak nyaman boleh di skip.

"Oalah jancok...nek aku nggak takut dipenjara tak tendang iku burungmu sampek miber!"

(Oalah jan*ok...kalau aku tidak takut dipenjara aku tendang itu burungmu sampai terbang)

Ucapan dengan bahasa campur aduk disertai umpatan khas dengan logat medoknya, terdengar jelas dikatakan oleh wanita cantik berambut pendek itu. Dipecat secara tidak hormat setelah hampir dilecehkan. Siapa yang korban siapa yang tersangka? Kenapa disini dia malah disalahkan? Ah...harusnya dia sudah tahu jawabannya. Sebelum pergi, tak lupa juga menendang sebuah stande yang terpampang wajah atasannya.

Arino Dewi Nusantari.

Jika diambil nama depan saja, tentunya orang tidak akan mengira jika dia adalah seorang wanita. Apalagi tampilannya yang lebih dikenal dengan potongan ala ala cewek tomboi berwajah garang namun hati seperti Hello Kitty. Name tagnya dibuang dengan kesal namun akhirnya kembali diambil karena mengingat biaya pembuatannya mahal. Sepatu hak tingginya dijinjing hingga dia memilih berjalan tanpa alas di aspal yang panas.

"Wes koyok gembel aku."

(Sudah seperti gembel aku)

Wanita itu memilih untuk duduk di kursi sebuah warung yang tutup. Menjelang sore, tapi suasana masih panas. Meluapkan amarah membuat tenaganya terkuras. Malang nasibnya. Siang tidak diijinkan istirahat, sorenya malah dipecat. Perut keroncongan minta diisi, tapi ingat belum mendapat gaji.

"Wes...wes...gini yo hidup di ibukota. Pengen pulang neng Jawa ae kalau gini nasibku. Tapi nggak punya duit. Gini amat orang miskin."

Keluhan kembali terdengar. Rasanya begitu lelah. Entah itu tubuhnya atau pikirannya, yang pasti Arin ingin segera pulang dan menangis kencang. Ingin mengadu pada Tuhan kenapa hidupnya tidak pernah mendapat keadilan.

"Daripada mikir aneh-aneh, tak pulang ae."

Baru saja memutuskan untuk pulang, namun lagi-lagi kesialan datang. Sebuah motor melaju kencang tak beraturan hingga menyerempet yang berniat pulang. Arin tak sempat menghindar apalagi menahan agar pelakunya tak hilang. Entah karena belum makan atau karena kecelakaan, wanita cantik berambut pendek malah pingsan di tengah kerumunan yang datang karena khawatir dengan keadaannya.

 Entah karena belum makan atau karena kecelakaan, wanita cantik berambut pendek malah pingsan di tengah kerumunan yang datang karena khawatir dengan keadaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang