Suasana masih sama seperti minggu lalu. Arin masih lebih banyak diam sekalipun sedang berinteraksi dengan anak-anak. Bahkan para bocah juga menyadari keanehan pada kakak cantik mereka. Membuat para tuan muda itu bertanya-tanya.
"Apa kakak cantik sakit?"
Felix menebak kenapa kakak cantiknya berbeda. Biasanya Arin akan bercerita riang atau ada saja yang dia lakukan demi melihat si kembar dan Semesta bisa bermain bersama. Tapi beberapa hari ini kakak cantiknya hanya akan berbicara seperlunya dan lebih banyak diam.
"Apa kakak cantik sariawan?"
Deandra ikut menebak. Ucapan dengan raut polos tanpa dosa itu membuat semua yang melihatnya pasti gemas. Apalagi jika Arin dalam mode normal, pasti anak itu akan berakhir dengan ciuman bertubi-tubi di pipinya.
"Mungkin sakit gigi."
Petra menjawab asal. Tapi setelah melihat dan menganalisa, orang yang suka berbicara akan tiba-tiba diam jika sakit giginya.
Kamu terlalu polos, nak.
Sementara Semesta yang juga ada disana hanya bisa memandang ketiga kakaknya dengan tatapan bingung. Sepengetahuannya Arin baik-baik saja dan tidak sakit. Tapi kakak pengasuhnya itu memang lebih banyak diam. Semesta bukan tidak menyadarinya. Ia hanya tak tahu harus bagaimana.
"Bagaimana kalau kita membuat kejutan?"
Usul Petra si kembar tertua.
"Kejutan apa?"
"Eum...kejutan...yang membuat kakak terkejut."
"Iya...tapi apa?"
Tiga kepala itu ribut dengan topik memberi kejutan pada kakak cantiknya. Sedangkan si bungsu memilih menjadi pendengar setia. Kepalanya hanya akan mengangguk dan menggeleng ketika ketiga kakaknya meminta saran. Namun hingga beberapa menit berlalu, mereka belum menemukan kesepakatan.
Semesta mulai bosan. Tapi dalam kepalanya juga memikirkan apa kejutan yang mungkin bisa ia berikan. Ketika netranya memandang televisi yang masih menyala dan menampilkan acara kuliner Nusantara, maka otaknya mulai memikirkan sebuah ide yang mungkin bisa mereka gunakan untuk memberikan kejutan. Tangannya menarik pelan kaos yang digunakan oleh Dean, membuat kakaknya itu menoleh.
"Apa Semi?"
Semesta lalu menunjuk layar televisi dan ketiga kepala itu menoleh untuk melihat apa yang ditunjukkan oleh adiknya.
"Kue?"
"Makan?"
"Masak?"
Keempat bocah itu saling berpandangan seakan sedang berbicara dengan telepati mereka. Dan ya...ide yang dipikirkan Semesta juga akhirnya terpikirkan oleh ketiga kakaknya.
"Ayo kita mulai bikin kejutan." Ajak si tertua.
Dan senyum manis keempat bocah itu mengakhiri sesi musyawarah mereka tentang memberi kejutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
Hayran Kurgu▶️ Saya hanya meminjam tokoh, namun nama dan ide cerita adalah murni dari pemikiran saya. ▶️ Cerita berpusat pada Semesta (Hyunjin). ▶️ Saya membuat cerita karena hobi, bukan untuk memenuhi memenuhi ekspektasi. So...jangan dibaca kalau tidak suka. ...