Tidur Nyenyak

338 61 48
                                    

Tidurmu terlihat begitu nyenyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidurmu terlihat begitu nyenyak.

Apa dalam tidurmu kamu bermimpi begitu indah?

Atau kamu bertemu dengan ibumu yang begitu ingin kamu cari keberadaannya?

Atau kamu memimpikan hal yang kamu inginkan selama ini?

Tidakkah kamu ingin bangun dan memukul kami satu per satu karena tidak bisa melakukan apapun untukmu? Padahal kamu selalu melakukan banyak hal demi orang lain. Termasuk mengorbankan kehidupan mu sendiri.

Atau kamu...sudah lelah?
.
.
.
.
.
.
.
.

Detik berganti menit. Menit berganti jam. Dan jam berganti hari. Begitu cepat waktu berlalu. Namun bagi Cakra, waktu terasa lambat untuknya. Apalagi menunggu kelopak mata Semesta yang entah kapan akan terbuka. Setelah koma selama tiga hari, akhirnya Semesta dinyatakan melewati masa kritisnya. Kondisinya bisa dikatakan membaik meski sampai sekarang belum terlihat ada kemajuan.

"Dia kehilangan banyak darah. Paru-paru kena patahan tulang rusuknya. Tangan kanan patah lebih parah. Dan mata...matanya kena pecahan kaca. Sekalipun Semi nanti bisa bangun, tapi gue nggak jamin dia bisa pulih seperti sedia kala. Maksud gue dalam waktu dekat. Gue cuma takut dia nggak bisa nerima kondisinya."

Cakra tahu. Dokter juga telah menjelaskan sebelum Yonanta mengatakannya. Melewati masa kritis dengan kondisi yang demikian parah saja sudah merupakan keajaiban. Jikapun Semesta bangun nantinya, mereka tidak boleh berekspektasi lebih untuk kondisinya. Dia harus benar-benar beristirahat selama masa pemulihan.

Dan Yonanta mengatakan semuanya kembali pada Cakra agar sahabatnya itu bersiap dengan semua kemungkin jika nanti Semesta bangun. Termasuk kemungkinan jika si bungsu memilih tidur untuk selamanya.

"Apapun itu, aku bakalan nerima kondisi anakku, Nan. Aku bakalan rawat Semi kalau memang kondisinya butuh perhatian lebih."

"Ca...gue bukannya nolak permintaan lo karena takut kerepotan sama kondisi Semi. Gue cuma nggak mau Semi malah mikir lo buang dia karena kondisinya yang sekarang. Kalau gue nggak mikirin lo, gue pasti bawa Semi jauh dari sini. Berobat kemana aja asal dia sembuh dan nggak bakalan bawa Semi."

Dokter mengatakan sekalipun Semesta mampu bertahan, maka hidupnya tak akan lagi sama seperti sebelumnya. Mungkin beberapa anggota tubuh mengalami penurunan fungsi. Terutama tangan kanan serta paru-parunya yang terluka, juga mata yang mungkin akan menjadi buruk penglihatannya.

Yonanta menolak permintaan Cakra untuk membawa Semesta bersamanya. Bukan karena tak ingin, lelaki itu hanya menjaga perasaan dari Semesta. Dia hanya tak ingin keponakannya itu lebih terpuruk karena merasa dibuang oleh papanya sebab kondisinya.

"Iya. Aku paham."

Cakra tidak ingin lepas tangan sekarang. Dia akan merawat putranya hingga sembuh seperti sedia kala. Sekalipun Semesta tak bisa sembuh, maka Cakra akan tetap berusaha. Ia juga akan memberi pengertian pada putranya yang lain.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang