▶️ Saya hanya meminjam tokoh, namun nama dan ide cerita adalah murni dari pemikiran saya.
▶️ Cerita berpusat pada Semesta (Hyunjin).
▶️ Saya membuat cerita karena hobi, bukan untuk memenuhi memenuhi ekspektasi. So...jangan dibaca kalau tidak suka.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pak...saya minta maaf. Tolong maafin saya."
Lukas langsung bersujud, meminta maaf ketika Cakra datang untuk membesuknya di penjara. Arin yang tidak tega sudah menjawil lengan Cakra agar lelaki itu menyuruh Lukas untuk berdiri. Tapi lelaki itu tidak bergeming.
"Saya tau saya salah. Bapak sudah banyak membantu saya tapi saya malah khianati bapak."
Cakra masih diam. Tapi dalam hatinya sebenarnya juga tak tega. Lukas adalah satu-satunya orang kepercayaan yang Cakra punya. Dia juga yang membawa Lukas hingga ke tahap sukses seperti sekarang ini. Meski tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi rasa marah yang Cakra rasakan masih tetap ada.
"Bangun."
"Pak..."
"Saya bilang bangun."
Lukas dengan tangan yang masih diborgol berusaha bangun, namun masih tetap menunduk.
"Tatap saya."
Perlahan Lukas mendongak. Wajah Cakra begitu datar. Lukas tahu jika mantan atasannya itu benar-benar marah padanya. Cakra telah membantu banyak dalam kehidupannya. Tapi yang dia lakukan malah mengkhianati Cakra.
"Kamu masih ingat apa yang saya kasih ke kamu?"
"Masih pak."
"Terus ingat. Dan setelah kamu menyelesaikan semua hukuman kamu, kamu harus mengembalikan semua."
Baik Arin maupun Lukas menatap Cakra tidak percaya.
"Tapi...tapi...saya nggak punya apa-apa pak."
Seluruh gaji yang ia dapat dari bekerja di perusahaan Cakra dipakainya untuk membiayai mendiang ibunya dulu dan sekolah adiknya. Harta yang tersisa darinya hanya sebuah apartemen dan tabungan yang tidak seberapa. Berapa tahu yang ia butuhkan untuk mengembalikan semua pemberian Cakra sedangkan dia tidak bekerja?
"Makanya...kamu selesaikan hukuman kamu dan setelah itu kembali kerja sama saya buat bayar utang-utang kamu."
Lukas seketika berkaca-kaca. Tanpa kata lagi dia berlutut dan hampir mencium sepatu Cakra jika Arin tidak mencegahnya.
"Terima kasih...terima kasih..."
Ucapan terima kasih tak putus Lukas ucapkan pada Cakra. Lelaki itu lalu menunduk dan membawa Lukas untuk berdiri berhadapan dengannya.
"Saya sebenarnya marah sama kamu, marah sekali. Tapi itu keputusan Abian yang melindungi kamu karena kamu memang nggak sepenuhnya bersalah dalam masalah ini. Jalani hukuman kamu dengan baik. Jika kamu sudah selesai, temui saya lagi nanti."
Lukas mengangguk dan tersenyum. Cakra memang baik. Tidak pernah salah dia bekerja untuk lelaki itu. Dalam hatinya Lukas berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama jika dia diberi kesempatan untuk mengabdi pada Cakra kembali.