"Kamu mau nyari perhatian Arin lagi?"
Mendengar pertanyaan tanpa sapaan dan basa-basi dari om-nya membuatg Semesta ingin memutar bola matanya. Dia masih menikmati sarapan dan Abian datang menanyakan hal yang menurutnya aneh.
"Om ngomong apa sih? Siapa yang nyari perhatian siapa?"
"Ya kamu. Ngapain kamu cerita ke Arin kalau kamu berantem gara-gara bekal dia? Kamu sengaja kan biar Arin perhatian."
Semesta langsung meletakkan sendok ya. Pagi ini sebenarnya moodnya sedang bagus. Tapi Abian benar-benar merusak suasana. Kenapa om-nya itu sekarang hanya akan berbicara padanya jika ingin bertengkar saja?
"Atas dasar apa om nuduh aku?"
"Ya kamu kan gitu. Dari dulu juga selalu berusaha narik perhatian Arin kan?"
Semesta tertawa.
"Yang nyaranin kak Arin buat jadi pengasuhku siapa? Dan kalau om lupa, aku dulu bahkan bisu. Kenapa om bisa nuduh aku kayak gitu?"
Abian tentu mengingat jika dia yang menyarankan Arin untuk menjadi pengasuh dari keponakannya. Selain berniat membantu sahabatnya, ada niat lain untuk mendekati wanita itu tentunya.
"Ya kamu sengaja pura-pura bisu buat narik perhatian dia kan?"
Apa katanya? Pura-pura?
"Om...aku nggak tau kenapa om bisa berubah kayak gini. Tapi aku nggak pernah pura-pura. Om juga tau sendiri."
Semesta sungguh tidak percaya. Bagaimana mungkin Abian menuduhnya berpura-pura sementara lelaki itu tahu penyebabnya.
"Kamu sendiri yang bikin orang-orang berubah, Sem. Kamu yang bikin orang-orang menjauh dari kamu."
Kembali tawa terlontar dari bibirnya. Tapi kali ini tawa itu terdengar begitu menyedihkan.
"Bukan aku yang bikin orang-orang berubah. Tapi mereka memang nggak ada yang tulus sama aku. Lagian aku siapa? Aku cuma anak yang nggak diinginkan, kan? Aku cuma anak haram seperti kata orang-orang. Makanya semua jauhin aku. Takut kena sial."
Jika itu Abian yang dulu, pasti akan marah bila ada orang-orang yang mengatakan hal buruk tentang Semesta. Tapi Abian yang sekarang...
"Bagus kalau kamu paham."
Semesta kembali tersenyum sendu. Bahkan orang yang dulu selalu membelanya dan menyayanginya, kini telah berubah menjadi seseorang yang asing baginya.
"Aku emang butuh kasih sayang. Tapi aku nggak akan ngemis buat dikasih perhatian. Sampai aku sekarat juga nggak akan ada yang perhatian sama aku. Tenang aja. Aku nggak bakal rebut perhatian kak Arin dari kalian semua."
Semesta beranjak dan membawa piringnya. Dia tak lagi bernafsu untuk memakan sarapannya. Sementara Abian masih disana. Ada setitik rasa bersalah telah mengucapkan semuanya pada Semesta. Tapi rasa egoisnya lebih besar dari itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
Hayran Kurgu▶️ Saya hanya meminjam tokoh, namun nama dan ide cerita adalah murni dari pemikiran saya. ▶️ Cerita berpusat pada Semesta (Hyunjin). ▶️ Saya membuat cerita karena hobi, bukan untuk memenuhi memenuhi ekspektasi. So...jangan dibaca kalau tidak suka. ...