Wedding Day

257 42 14
                                    

Arin berkali-kali menghela napas untuk mengurangi kegugupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arin berkali-kali menghela napas untuk mengurangi kegugupannya. Netranya memandang lurus ke arah cermin yang ada di hadapannya. Di hadapannya kini ada seorang yang cantik dengan gaun pengantin berwarna putih yang indah. Dia tak percaya itu adalah pantulan dirinya.

Ya. Itulah dia. Arino Dewi Nusantari.

Ingin rasanya menangis jika dia tak ingat perjuangan Revana dan juga yang lainnya untuk meriasnya dari pagi tadi. Sungguh hari ini adalah hari yang tak pernah dia impikan lagi sejak ayah dan ibunya meninggalkan dirinya sendirian di dunia. Dinikahi seorang yang ia cintai dan mencintainya.

Cakra Buana Sanjaya.

Seorang lelaki yang berbeda umur lumayan jauh dengannya. Namun karena ketulusannya, mampu mencairkan hati Arin yang telah lama tak pernah mempercayai cinta. Kekurangan yang ia miliki cukup membuatnya untuk tahu diri. Arin bahkan telah mengubur jauh-jauh mimpinya untuk memiliki keluarga kecil sendiri. Apalagi karena kekurangannya, tentu tak akan banyak lelaki yang bisa mengerti.

Tapi Cakra mau menerimanya. Bahkan menawarkan cinta dan semua yang ia punya demi bisa hidup bersama. Berkali-kali meyakinkan sekiranya Arin masih memiliki keraguan. Hingga akhirnya Arin memilih menyerah. Memilih egois untuk memilih kebahagiaan yang ingin ia rasakan. Memiliki keluarga kecil yang dulu pernah ia dambakan.

"Kamu bisa Rin. Mas Cakra adalah lelaki yang baik dan kamu nggak boleh bikin dia kecewa." Ucapnya pada diri sendiri.

Arin tidak ingin mengecewakan Cakra dan anak-anak yang telah berharap padanya. Apalagi Semesta yang begitu senang mendengar dirinya akan menjadi mama untuk sang remaja. Impian si bungsu untuk merasakan kasih sayang seorang mama akhirnya terkabul.

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu membuat Arin mengalihkan pandangan.

"Rin?"

Revana meminta ijin untuk masuk.

"Masuk aja mbak."

Ternyata bukan hanya Revana. Ada Yonanta yang mengekori istrinya.

"Rin...karena kamu udah nggak ada keluarga lagi, mas Cakra pengen mas Nanta yang dampingi kamu sampai ke altar. Kamu berkenan?" Revana bertanya.

"Nggak apa ta mbak?"

"Nggak dong. Kita kan juga keluarga. Gimana?"

"Terserah gimana baiknya aja."

"Ehem... Rin...lo... beneran udah siap?"

Yonanta ikut bertanya.

"Siap?"

"Ya siap buat nikah sama Cakra."

"Oh...siap."

"Berarti lo juga siap sama semua resiko jadi istri Cakra nanti ya?"

"Mas..."

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang