Deandra

281 60 21
                                    

"Kamu nggak capek apa tidur terus?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu nggak capek apa tidur terus?"

Pertanyaan yang sama dari tokoh yang berbeda. Deandra hanya bisa bertanya tanpa mengharap jawabannya. Pemuda itu memandangi adiknya yang masih setia tertidur lelap di ranjang pesakitan.

"Kamu marah ya karena nggak pernah dikasih perhatian sama abang-abang?"

Masih tak ada jawaban. Tapi Deandra tak mempermasalahkan asalkan adiknya masih bernafas dan tidak menyerah.

"Aku kemarin dimarahin nenek. Katanya aku main terus. Padahal aku kesini, cuma nggak bilang. Malesin ih...dirumah bikin pusing."

Deandra mengungkapkan kekesalannya karena beberapa hari ini sering dimarahi oleh neneknya yang kini sedang ada di rumah. Dia memang sering pulang terlambat. Namun bukan untuk bermain, melainkan mendengus adiknya di rumah sakit.

"Oh iya...si kwartet nanyain kamu. Tapi aku nggak jawab. Males sama bocil-bocil kayak mereka. Lagian mereka yang bikin kamu kena masalah mulu di sekolah."

Kwartet yang dimaksud Deandra adalah empat bocah yang selalu mencari masalah dengan Semesta. Deandra diam bukan berarti dia tidak tahu masalah adiknya. Tanpa diketahui oleh Semesta, kembar termuda itu beberapa kali memperingatkan empat bocah baru remaja itu untuk tidak menggangu adiknya. Tapi dasarnya mereka bebal. Diperingatkan hari ini dilupakan keesokan hari. Mungkin masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

"Kamu lama nggak sekolah, kamu nggak kangen apa?"

Setelah bertanya, Deandra malah memukul sendiri kepalanya. Dia sendiri tahu Semesta tidak memiliki teman di sekolahnya. Sudah pasti adiknya itu tidak akan merindukan sekolah.

"Nanti aku bilangin papa aja biar kamu homeschooling lagi. Kamu nggak perlu mikir nyari kerja part-time juga. Kalau papa nggak mau, biar aku yang bayarin."

Deandra bahkan tahu jika Semesta sempat mencari kerja paruh waktu. Kenapa bisa tahu? Karena Deandra pernah mengikuti adiknya tanpa sengaja. Tanpa Semesta tahu, Deandra mengikutinya dari awal hingga tak satupun tempat mau menerima adiknya bekerja paruh waktu. Dia juga bertanya pada pemilik tempat yang dikunjungi Semesta, kenapa adiknya itu tidak diterima bekerja. Kebanyakan menjawab karena Semesta masih SMA. Yang lain menjawab wajah adiknya itu terlalu cantik. Mereka takut Semesta dikira pemuda yang melambai(?).

"Padahal kamu itu ganteng. Cuma kamu kurang keker."

Membayangkan Semesta yang berbadan kekar seperti om-nya malah membuat Deandra ingin tertawa. Tidak cocok sekali dengan adiknya.

"Nggak deh, jangan. Kamu nggak cocok kalau badannya keker."

Random sekali pemikiran Deandra ini. Sebenarnya ia hanya menghibur dirinya sendiri. Keberadaan neneknya juga membuat dirinya semakin pening.

"Aku gini aja udah pusing. Apalagi kamu yang dari dulu kena omel nenek mulu."

Masih tak habis pikir kenapa neneknya selalu menjadikan Semesta penyebab dari semua permasalahan yang ada. Membenci mungkin hak-nya. Tapi menutup mata dan melemparkan semua kesalahan itu sudah tak wajar menurut Deandra.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang