Yonanta

238 42 21
                                    

"Aaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaa..."

Arin terpekik kencang ketika seorang tiba-tiba datang dan memukul Cakra dengan sekuat tenaga sampai ambruk seketika.

"Nan...kamu..."

Bugh.

Kembali Cakra dihantam sebelum berhasil bangkit.

"YONANTA!"

Abian yang datang langsung menarik Yonanta agar tidak memukul kembali abangnya.

"Lepasin!"

"Nggak! Apaan datang-datang bikin kerusuhan!"

Yonanta menghempas Abian yang mencengkeramnya. Tidak sulit karena tubuh sang dokter lebih tinggi dan besar meski Abian lebih kekar.

"Bajingan lo semua! Gue udah bilang, kalau kalian nggak mau ngerawat Semesta, biar gue rawat. Bahkan kalau lo emang nggak pengen ngakuin anak bungsu lo, gue dengan senang hati ngakuin dia sebagai anak kandung gue."

"Nan...kita bicara baik-baik."

"Baik-baik? Gue berapa kali ngomong baik-baik sama lo bangsat? Tapi nggak ada satupun omongan lo yang bisa gue percaya."

"Lo bisa sopan nggak sih? Apa-apa diomongin sama otak, bukan sama otot."

"Hah? Sopan? Gue nggak perlu sopan sama manusia munafik macam kalian."

"Ya tapi lo di rumah orang!"

"Urusan gue sama Cakra. Lo nggak usah ikut campur."

"Lo..."

"Bi..."

Cakra menggeleng. Mengisyaratkan agar Abian diam. Abian dan Yonanta sama-sama memiliki kesabaran setipis benang. Jika tidak ada yang mengalah, maka mereka akan terus beradu kata hingga baku hantam.

"Bisa kita bicara baik-baik Nan?"

"Nggak perlu. Gue cuma mau bilang, Semesta ada sama gue dan lo nggak perlu nyari dia. Oh...nggak mungkin juga sih lo nyari. Nganggep di ada aja nggak pernah."

"Apa maksud kamu?"

"Cakra Buana...seperti yang gue bilang, kalau lo nggak bisa dan nggak mau ngerawat dia, gue mau dan senang hati ngerawat Semesta."

"Bukan gitu, Nan. Mungkin kamu salah paham. Apa yang Semesta bilang ke kamu?"

"Nggak. Semi nggak bilang apa-apa. Bahkan tanpa dia bilang juga gue tau semuanya."

"Nan...ini urusan keluargaku. Sedekat apapun kita, kamu tetep orang lain. Jadi tolong hargai aku sebagai ayah Semesta. Jangan kamu ambil keputusan sesuka hati kamu."

Yonanta menatap tidak percaya pada Cakra. Apa katanya? Orang lain? Jadi selama ini hanya dia yang menganggap Cakra keluarga?

"Hahaha...jadi selama ini gue doang dong yang anggep lo keluarga? Gue jadi kasian sama Semi yang nganggep kalian semua keluarga, tapi kalian nganggep dia orang lain."

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang