Seluruh rangkaian kisah yang terjadi merupakan suratan takdir. Tak ada yang perlu disesali, hanya rasakan dan renungkan.
Waktu itu tidak berjalan mundur
Semua akan berubah pada waktunya.Time not delay
STK 2020Selamat Membaca
SMA TREKSA
Upacara telah selesai, saatnya anggota komisi disiplin menghakimi para murid pemalas yang terlambat datang.
"Baris yang bener!" bentak Indri selaku ketua komisi disiplin XX yang sudah ia jalani hampir tiga bulan lamanya.
Pekerjaan yang sangat menyita waktu Indri selama bersekolah. Bersama dengan kepengurusan OSIS yang baru, Indri semakin dipercaya dan menjadi tangan kanan Denis, selaku ketua OSIS Treksa.
"Kalian adalah contoh buruk dari yang terburuk. Upacara hari senin adalah salah satu hal wajib yang harus diikuti seluruh murid Treksa. Kalian masih anak bau bawang mau jadi pembangkang?"
"Lo! Yang bajunya semrawut! Siapa nama lo?"
"Faisal, Kak."
"Ini yang ke berapa lo telat?"
"B-baru kali ini kak," jawab adik kelas Indri dengan nada gugup. Pria dengan wajah pucat itu terlihat sangat trauma karena harus berurusan dengan Indri.
Beginilah jika ia kembali terjun dan memiliki kekuasaan di sekolah. Pribadi yang tegas juga tidak mau kalah akan sangat terlihat saat Indri telah merasa jengah dengan kelakuan para murid Treksa jaman sekarang.
Padahal, ia berniat taubat dari jabatan yang pernah Indri miliki saat SMP. Jangan salahkan Indri jika kini ia terbangun dari hibernasinya.
Indri menghela napas pelan, berusaha meredam amarah yang sudah ada di puncak tertinggi perasaannya. Ia kembali melirik seorang murid dengan gaya serampangan dan tidak mendengarkan omelan Indri barusan.
Wajahnya menunjukkan sebuah tantangan bagi Indri.
"Gilang, udah berapa kali lo telat upacara, hah?" Indri menunjuk Gilang yang sepertinya asik menguyah permen karet.
Murid bernama Gilang itu mendelikkan matanya malas melihat senior yang paling cerewet se antero Treksa itu. Gadis itu terlalu sering meneriakkan namanya dimana pun Gilang melakukan kesalahan.
Beberapa kali Indri mendapati Gilang melanggar peraturan Treksa. Membolos, merokok dan juga terlambat mengikuti upacara. Namun, ia masih dipertahankan di sini atas permohonan kedua orang tuanya. Menurut rumor, Gilang tidak menyukai Treksa dan lebih memilih Adara. Karena itu ia selalu membuat masalah di sekolah ini.
Hal tersebut menjadi sebuah tantangan sendiri bagi anggota OSIS. Terutama Denis yang tidak mau dipandang rendah oleh Gilang yang mengatakan OSIS Adara bahkan jauh lebih baik dari Treksa. Denis akan membuktikan bahwa pendapat Gilang adalah sebuah kesalahan besar.
Indri hendak maju selangkah, mendekati pria yang masih sibuk mengunyah permen karetnya, mengabaikan perkataan Indri. Namun, seseorang menahan bahu kanannya bahkan menarik Indri untuk mundur dan menempatkan Indri di belakang punggung lebarnya.
"Kalo ada yang lagi ngajak lo ngomong, dengerin!"
Pria itu menarik kerah bagian belakang Gilang sampai membuat pria itu terkejut dan segera memuntahkan permen karetnya. Nada seniornya itu terdengar sangat tidak ramah.
Gilang kembali menelan ludahnya karena merasa gugup ketika bertatapan dengan mata sorot mata gelap dari ketua OSIS Treksa.
"Den," panggil Indri pelan membuat pria itu melepaskan cengkeraman pada baju Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Roman pour Adolescents(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...